Berita Nasional
Polresta Banyuwangi Ciduk Ratusan Tersangka
Banyuwangi – Berita Patroli
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyuwangi menggelar press release hasil dari Operasi Pekat Semeru 2022 bertempat di Joglo Polresta Banyuwangi, Senin (20/6/2022) pagi.
Kapolresta Banyuwangi, AKBP Deddy Foury Millewa melalui Wakapolresta, AKBP Didik Harianto menyampaikan bahwa jumlah Laporan Polisi terkait pelaksanaan Ops Pekat Semeru T.A. 2022 selama 12 (dua belas) hari terhitung mulai tanggal 23 Mei sampai dengan 3 Juni 2022 sebanyak 125 Laporan Polisi.
“Operasi Pekat Semeru dengan sasaran handak (bahan peledak)/mercon, narkoba, premanisme, prostitusi, pornografi, judi, miras, petugas/oknum aparat yang menjadi backing tindak pidana,” ujar Wakapolresta Banyuwangi.
AKBP Didik menambahkan, dalam operasi tersebut pihaknya berhasil mengungkap 20 kasus perjudian, satu kasus prostitusi, lima kasus pornografi, 17 kasus premanisme, 42 kasus penyalahgunaan narkoba, dan 37 kasus minuman keras.
“Kami telah mengamankan 132 orang tersangka meliputi perjudian 24 orang, prostitusi satu orang, pornografi lima orang, premanisme 18 orang, penyalahgunaan narkoba 44 orang, minuman keras 37 orang,” papar Wakapolresta Banyuwangi.
Menurut AKBP Didik, dalam perkara prostitusi modus operandinya adalah para pelaku mengirimkan beberapa foto perempuan/wanita melaluai media sosial Whatsapp dan menyepakati harga dan lokasi pertemuan.
Sedangkan dalam perkara pornografi para pelaku menyebarkan foto atau video yang mengandung konten kesusilaan, dengan cara membagikannya melalui media sosial (Twitter).
Jajaran Satreskrim juga berhasil mengamankan 18 (delapan belas) orang pelaku aksi pungutan liar (pungli) dengan menyuruh preman yang melakukan tindakan kriminal di lapangan. Seperti mencuri, merampas handphone, memeras, dan melakukan pengrusakan.
“Untuk perkara prostitusi, kami sangkakan dengan pasal 296 KUH Pidana dan/atau pasal 27 ayat 1 juncto pasal 45 ayat 1 Undang-undang nomor 19 tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 11 tahun 2008 dan/atau pasal 2 ayat 1 Undang-undang nomor 21 tahun 2017 tentang Pemberantasan tindak pidana perdagangan orang dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar,” jelas Wakapolresta.
Sementara untuk perkara pornografi, Polresta Banyuwangi menggunakan pasal 4 ayat (1) UU RI No. 44 tahun 2008 tentang Pornografi dan/atau pasal 27 ayat (1) UU RI No.19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dapat dipidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 12 tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250 juta dan paling banyak Rp6 miliar.
Polresta Banyuwangi telah melakukan upaya maksimal dengan mengerahkan semua sumber daya yang ada, baik di tingkat Polresta maupun Polsek Jajaran melalui Tim Opsnal Resmob yang bertugas di lapangan untuk melakukan penegakkan hukum secara tegas dan terukur kepada para pelaku tindak kejahatan yang berdampak meresahkan dan merugikan masyarakat. (Ika)
