Uncategorized
MSAT Terdakwa Pencabulan Jombang Ajukan Eksepsi
Jombang – berita patroli
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur memberikan tanggapan (replik) atas eksepsi (keberatan atas dakwaan) yang diajukan kuasa hukum Moch Subchi Azal Tzani (MSAT), terdakwa kasus pencabulan di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang.
Dalam sidang yang digelar secara tertutup di ruang Cakra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, tim JPU yang berjumlah enam orang ini memberikan tanggapan dalam sejumlah poin.
- 14:16Pesilat Asal Ponorogo Jadi Juara Dunia di Malaysia
- 14:09Viral Bayi Meninggal di RSUD, Keluarga Curhat ke DPRD Jombang
- 14:08Jelang 17 Agustus, Penjual Bambu di Kota Pasuruan Kebanjiran Untung
- 13:50UIN Maliki Malang Siapkan Skema PMB dan Beasiswa Internasional
- 13:44Petinggi Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri Tewas Dalam Serangan Drone
- 13:40Absen di Acara Fan Meeting NCT 127, Jaehyun dan Johnny NCT Dinyatakan Positif Covid-19
- 13:39Sopir Truk Muatan Karton Tabrak Pohon di Lamongan, Begini Kata Sat Lantas
- 13:28Truk Muatan Karton Ringsek Tabrak Pohon di Lamongan, Sopir : Ini Mistis
- 13:17Kapolres Pasuruan Perangi Penyebaran Narkotika
![Iklan Banner Sukun](https://beritajatim.com/asset-images/SSB-iklan-media-online-baru-773x200-min.jpg)
MSAT Terdakwa Pencabulan Jombang Ajukan Eksepsi, Begini Tanggapan Jaksa
![](https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2022/08/IMG-20220801-WA0007.jpg)
Surabaya (beritajatim.com) – Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur memberikan tanggapan (replik) atas eksepsi (keberatan atas dakwaan) yang diajukan kuasa hukum Moch Subchi Azal Tzani (MSAT), terdakwa kasus pencabulan di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang.
Dalam sidang yang digelar secara tertutup di ruang Cakra Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, tim JPU yang berjumlah enam orang ini memberikan tanggapan dalam sejumlah poin.
Usai sidang, Jaksa Tengku Firdaus mengatakan, ada tiga poin krusial yang harus dia sampaikan terkait eksepsi Terdakwa. Pertama, terkait kompetensi relatif yakni kewenangan PN Surabaya untuk mengadili perkara ini. Sesuai Pasal 5 Peraturan Mahkamah Agung, sudah terbit surat pemindahan sidang dari MA dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti kondisivitas dan keamanan di Jombang.
“Hal itu sesuai dengan rapat Forkopimda Jombang juga merekomendasikan pemindahan lokasi sidang yang kemudian kami teruskan ke Mahkamah Agung,” ujar Firdaus.
Terkait keberatan kedua mengenai ketidaklengkapan dan ketidakcermatan dakwaan. Merujuk Pasal 3 ayat 2 KUHAP, tim penasehat hukum terdakwa berdalih tidak ada uraian terkait kekerasan dan ancaman kekerasan.
“Terkait keberatan kedua, itu sudah masuk pokok materi perkara begitupun keberatan ketiga juga hampir sama yakni dakwaan tidak lengkap karena beberapa kutipan kata-kata dalam surat dakwaan yang ditafsir oleh penasehat hukum,” ujarnya.
![](https://beritapatroli.co.id/wp-content/uploads/2022/08/1659425462569.png)
kuasa hukum terdakwa, Riyadi Slamet
Terpisah, kuasa hukum terdakwa, Riyadi Slamet mengatakan, pihaknya menghormati tanggapan JPU atas eksepsi yang diajukan tim kuasa hukum Terdakwa. Pihaknya meyakini secara materi, dia merasakan sebenarnya kasus ini berat dilanjutkan ke pengadilan namun karena desakan luar maka ada kecenderungan dipaksakan.
Seandainya JPU mau membuka fakta betapa kasus ini tiga kali bolak balik P19 secara surat resmi dan tiga kali secara pertemuan lisan dengan penyidik kasus ini sudah berakhir dengan SP3. Sebab kan menjadi fakta petunjuk JPU tidak mampu dipenuhi penyidik. Sayang fakta ini tidak jujur diungkapkan JPU dan terkesan ditutup tutupi dengan argumentasi hukum lainnya,” bebernya.
Lebih lanjut, Riyadi Slamet mengatakan kasus ini sebenarnya urusan nyali untuk berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. “ Kita lihat saja nanti Majelis Hakim bersikap bagaimana terhadap hal ini, dan kita berharap agar eksepsi yang dikabulakn agar semua berjalan jujur dan terbuka, tanpa ada rekayasa,” ujarnya.
Dion Leonardo yang juga tim kuasa hukum Terdakwa mengatakan Dion dalam persidangan tadi sempat terjadi sokrs lantaran terkendala sinyal yang kurang. “ Jadi sidang online seperti ini kurang jelas bagi kita karena mungkin teknologi karena ada sinyal yang kurang maka dari itu kita minta sidangnya digelar offline untuk menghadirkan terdakwa,” ujarnya.(Tomi)
![](https://beritapatroli.co.id/wp-content/uploads/2023/05/lgberitapatroli.jpg)