Berita Nasional
Ketua Umum PJI Kecam Intimidasi Terhadap Wartawan, “Pers Bukan Musuh, Copot Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Kediri!”

Ilustrasi oknum Kepala Sekolah ancam Jurnalis yang sedang bertugas
Berita Patroli – Kediri
Insiden penyekapan, intimidasi, dan ancaman kekerasan terhadap wartawan di SMKN 1 Kota Kediri menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Ketua Umum Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI), Hartanto Boechori, mengecam tindakan yang dilakukan Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Kediri, Edy Suroto, beserta sejumlah siswa, terhadap wartawan beritapatroli.co.id bernama Nyoto dan rekannya.
“Kami insan pers tidak akan tunduk pada intimidasi. Demokrasi tidak boleh dikalahkan oleh arogansi jabatan, apalagi oleh kepemimpinan yang gagal mendidik, tapi justru menghasut kekerasan terhadap pewarta,” tegas Hartanto dalam pernyataan resminya.
Peristiwa bermula saat Nyoto mendatangi kantor Kepala Sekolah SMKN 1 Kota Kediri untuk memberikan ruang klarifikasi dan hak jawab atas pemberitaan sebelumnya. Alih-alih mendapat klarifikasi, kedua wartawan tersebut justru dipersekusi oleh Edy Suroto yang diduga menghantamkan senjata tajam ke meja, memprovokasi sekitar 200 siswa, serta menyuruh mereka mengepung dan mengintimidasi wartawan.
Rekaman video yang tersebar luas di berbagai platform media sosial menunjukkan sejumlah siswa membawa senjata tajam seperti celurit, samurai, linggis, kayu, dan batu. Para wartawan dipaksa menandatangani surat pernyataan untuk menghapus berita tindakan yang dinilai oleh Hartanto sebagai pelanggaran berat terhadap hukum dan etika.
Hartanto menilai tindakan Kepala Sekolah tersebut sebagai tindakan bejat dan kejahatan serius yang tidak mencerminkan etika seorang pendidik. “Itu bukan sekadar pelanggaran kode etik, tapi tindakan kriminal. Persekusi, intimidasi, penyekapan, dan ancaman menggunakan senjata tajam merupakan pelanggaran hukum yang diatur dalam KUHP, UU Pers, dan UU ITE,” ujarnya.
Ia juga menyayangkan sikap aparat dan pejabat pendidikan yang lamban dalam merespons kasus tersebut. Meski telah melakukan upaya konfirmasi kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kota Kediri, hingga Kapolres Kediri Kota, hanya Dinas Pendidikan Provinsi yang memberi tanggapan.
“Spri Kadiknas Jatim menyatakan bahwa Kacabdin telah dipanggil dan diperintahkan melakukan pembinaan. Tapi yang lainnya? Kepala sekolah, Kacabdin, Kapolres, dan Kasat Reskrim semuanya bungkam. Bahkan ada yang memblokir nomor saya,” ujar Hartanto.
Atas insiden ini, PJI mendesak agar Edy Suroto segera dicopot dari jabatannya. “Kepala sekolah yang memprovokasi siswa untuk bertindak ala preman, tidak layak menjadi pendidik. Itu mencederai nilai-nilai pendidikan dan demokrasi. Copot segera!” seru Hartanto.
Ia juga menyampaikan bahwa PJI akan terus mengawal proses hukum kasus ini hingga tuntas, termasuk bila perlu melibatkan lembaga pengawas, Ombudsman, Komnas HAM, hingga DPRD setempat. PJI menolak penyelesaian sepihak lewat mediasi jika tidak dibarengi dengan proses hukum yang objektif dan profesional.
“Pers adalah pilar demokrasi, bukan musuh. Kami bekerja berdasarkan Kode Etik Jurnalistik, UU Pers, dan untuk kepentingan publik. Kritik seharusnya dijawab dengan klarifikasi atau hak jawab, bukan kekerasan. Apalagi jika dilakukan oleh institusi yang dibiayai negara,” tegas Hartanto.
Ia menyatakan dukungan penuh kepada wartawan PJI yang menjadi korban dan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan diam menghadapi tindakan yang mencederai kebebasan pers di Indonesia. (Nyoto, Hari Kaking, Tomy)

You must be logged in to post a comment Login