Berita Nasional
4 Tahun Buron, Gembong Rampok Sadis, dibekuk Jatanras Polda Jatim
Berita Patroli SURABAYA – Pelaku pernah tewaskan korbannya dalam melakukan perampokan dan kejahatan, Empat tahun buron, seorang perampok sadis akhirnya olda Jatim.
Pelakunya bernama M Nawawi (29) warga Bugul Kidul, Kota Pasuruan.
Sejak 2017 namanya sudah dicatat dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Jatim sebagai orang berbahaya.
Pasalnya, ia tercatat sebagai anggota komplotan perampok berbahaya yang acap membawa senjata tajam celurit dikala beraksi.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengungkapkan, Nawawi berkomplot dengan lima orang rekannya.
Satu orang rekannya M Syaifullah, pada 2018 silam, berhasil dibekuk Unit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim.
Kini, polisi sedang melacak keberadaan empat tersangka lainnya.
“Menurut tersangka, dia tak bekerja sendiri, komplotan ini ada 6 orang, ini pengembangan,” ujarnya di Balai Wartawan Gedung Humas Mapolda Jatim, Kamis (16/7/2020).
Mantan Kapolres Purwakarta itu mengungkapkan, saat beraksi dan didapati korban atau si penghuni rumah.
Mereka tak segan melakukan penyekapan menggunakan selotip lakban, dan jeratan tali, termasuk melakukan ancaman menggunakan Celurit.
Rabu (8/11/2017) dini hari, Nawawi bersama komplotannya pernah menyatroni sebuah rumah di Dusun Ngumpul, Jogoroto, Jombang.
Tak cuma berhasil menggasak puluhan gram perhiasan; kalung, cincin dan emas. Namun komplotan tersebut, juga menyekap dua orang pemilik rumah. Dan kabarnya, satu diantara korban, meninggal dunia, akibat luka jeratan dan sekapan dari komplotan tersebut.
“Korban itu atas nama Suyanto, suami Mundiroh, ini terluka, kritis tak sadarkan diri, dibawa ke Puskesmas Mayangan, tapi korban meninggal dunia,” jelasnya. Seraya menundukkan kepala dan meratapi kedua pergelangan tangannya yang diborgol.
Nawawi buka suara.
Selama ini dirinya hanya diajak oleh kelima rekannya itu.
Saat beraksi, ungkap Nawawi, dirinya hanya bertugas menyekap dan mengancam korbannya.
“Saya sekali aja. Saya tugas mengancam, bareng-bareng sama anak-anak. Saya juga mengikat dan mengancam. Ya bawa celurit. Buat ke korban,” ungkap Nawawi.
Mengenai pembagian hasil penjualan barang rampokan.
Ia banyak tak tahunya. Karena urusan menguangkan hasil perampokan urusan teman-temannya yang kini masih buron.
“Yang jual (perhiasan) anak-anak. Saya terima beres, terima uang,” tuturnya.
Namun, mengenai aksi pada tahun 2017 silam itu.
Nawawi mengaku memperoleh pembagian upah senilai Rp 10 Juta. “Saya dapat uang, ya buat makan. Dapat Rp 10 Juta,” pungkasnya ( Andrijanto/Wawan/Arinta/Khamim)
