Berita Nasional
‘Debt Collector’ Tarik Paksa Mobil Toyota Innova, Dibekuk Polresta Banyuwangi, Dijerat Pasal 368 KUHP
Berita Patroli BANYUWANGI – Masalah hutang adalah murni urusan perdata, antara debitur dan kreditur, kalau salah seorang cidera janji, atau melakukan wan prestasi, silahkan dimediasikan secara baik atau digugat secara formilnya melalui PN setempat, bukan malah Lembaga Finance sebagai Kreditur menyewa preman atau yang sering disebut sebagai debt collector, tidak jarang tukang tagih tersebut akan menimbulkan permasalahan hukum baru, karena melakukan upaya paksa, eksekusi, tanpa seizin pengadilan negeri.
walaupun sedah diatur salam UU No 42 tahun 1999 tentang Fidusia, tidak bisa serta merta Debt Collector melakukan upaya paksa menarik mobil, merampas dijalan, karena hal tersebut bertentangan dengan UU No 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, tentunya perkara pidana KUHP akan timbul, yaitu Perampasan dengan upaya menakut – nakuti dengan ancaman kekerasan, sudah benar langkah Kapolresta Banyuwangi, karena juga ada SE dari Mengkeu No 130 tahun 2012, dan adanya Juklak di Maklumat Kapolri, ” Urai Didi Sungkono, S.H .M.H, yang juga seorang Advokat saat diminta tanggapannya terkait penangkapan Seorang debt collector.

Kapolres Banyuwangi, Kombes Pol Arman, SIK, saat memberikan keterangan kepada wartawan, terkait penangkapan tukang tagih atau Debt Collector, sekarang oknum Tukang tagih tersebut meringkuk dalam hotel Prodeo Resta Banyuwangi Daerah Jawa Timur
Beberapa hari lalu, seorang Tukang tagih asal Jember, Jawa Timur terpaksa diciduk oleh aparat Kepolisian Polresta Banyuwangi. Dia ditangkap lantaran telah melakukan penarikan kendaraan secara paksa milik warga Banyuwangi.
Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin mengatakan, pelaku adalah AD (39) yang bekerja di perusahaan leassing itu diduga melakukan penarikan kendaraan yang tertunggak kredit secara paksa hingga melakukan dugaan kekerasan dan ancaman.
Menurut Arman, kasus ini berawal ketika korban berinisial AG sedang mengendarai kendaraan Toyota Innova berhenti di pertigaan lampu merah KDS Genteng. Selanjutnya, pelaku dan beberapa temannya yang berprofesi sebagai debt collector menghampiri korban sambil mengetuk jendela kendaraan korban secara keras.
“Pelaku dan teman-temanya ini menyampaikan akan menarik kendaraan Toyota Innova yang dikendarai korban,” kata Arman, Senin (29/6/2020).
Korban pun menolak untuk menyerahkan kendaraanya. Bahkan, masih Arman, korban meninggalkan kawanan debt collector tersebut. Fatalnya, kawanan debt collector tersebut melakukan pengejaran dan terus membuntutinya.
“Pada saat itu terjadilah aksi kejar-kejaran di sepanjang jalan RS Al-Huda,” kata Arman.
Kawanan debt collector tersebut, lanjut Arman, mencoba menghentikan laju kendaraan korban dengan cara membenturkan kendaraan Honda Brio yang dikendarainya.
Atas dasar itulah, korban merasa keamanannya terancam, oleh korban kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian setempat. Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku dijerat pasal 335 KUHP atau pasal 365 KUHP Jo 53 KUHP atau pasal 368 KUHP Jo 53 KUHP dengan ancaman pidana 6 tahun penjara.
“Pelaku AD ini sempat melarikan diri, lalu pada tanggal 22 Juni 2020 kita lakukan penangkapan di Kabupaten Jember,” imbuhnya.
Dalam kasus ini, Polisi juga mengamankan barang bukti kendaraan Toyota Innova milik korban. Sedangkan kendaraan Honda Brio yang digunakan pelaku dalam aksinya, masih dilakukan pencarian. ( Wawan/ Arinta / khamim/andrijanto)
