Nelayan Tidak Bisa Melaut Karena Gelombang Besar

Berita Patroli, Pacitan – Pekan ini gelombang laut di kabupaten Pacitan mulai tidak bersahabat alias gelombang besar hingga mencapai tiga meter  lebih. Fenomena ini berdampak pada perekonomian nelayan yang semakin memburuk.

Situasi pandemi Covid-19 yang belum berakhir ditambah gelombang besar, membuat nelayan tidak bisa melaut. Jadi, kata pepatah “Sudah jatuh masih tertimpa tangga”. Dan hanya bisa pasrah dengan kenyataan ini.

Seperti yang dituturkan Riska nelayan  Tawang desa Sidomulyo kecamatan Ngadirojo “Sudah sepekan ini saya tidak bisa melaut, untuk menyambung kehidupan sehari hari saya harus banting haluan bercocok tanam. Situasi wabah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir ditambah gelombang laut  besar ,nelayan tidak bisa melaut. Jujur semua nelayan menjerit, padahal setiap hari kita harus makan. Do’a saya mudah mudahan dalam waktu dekat gelombang air laut segera bersahabat. Jadi kita bisa mencari ikan dilaut,” ujarnya

Hal senada juga di ungkapkan Wijiono nelayan asal Karang Turi kecamatan Sudimoro, “Tidak bisanya nelayan melaut berdampak pada perekonomian kami. Kami hanya bisa pasrah dengan situasi alam seperti ini. Kita sudah sulit ditambah  lagi sulit, saya berharap uluran tangan pemerintah untuk membantu kesulitan kami.”

Tokoh nelayan sekaligus pendamping, Sudarno kepada  wartawan Berita Patroli mengatakan, “Sekarang ini nelayan  untuk hidup sehari hari saja sudah sulit disebabkan oleh pandemi Covid-19 dan gelombang besar air laut berimbas nelayan tidak bisa melaut tidak ada penghasilan. Saya berharap pemerintah ikut memikirkan nasibnya. Bantuan pemerintah saat ini tidak tepat sasaran, banyak nelayan  yang belum tersentuh,” sambung Sudarno

Ketika wartawan Berita Patroli mendatangi TPI (Tempat Pelelangan Ikan) didesa Sidomulyo kecamatan Ngadirojo harga ikan  naik hampir lima puluh persen, dipicu setok menipis nelayan enggan kelaut,gelombang besar menghantui. Kapal kapal nelayan banyak yang bersandar di tepi pantai. @red (gus)