Dinas Pendidikan Surabaya Distribusikan Seragam Sekolah Gratis untuk Siswa dari Keluarga Tak Mampu

Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruf.

Surabaya – Berita Patroli – Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya kembali mendistribusikan seragam sekolah gratis bagi pelajar jenjang SD-SMP negeri dan swasta dari keluarga miskin (gamis). Pendistribusian akan dilakukan bertahap dan diutamakan siswa kelas I SD serta VII SMP yang mulai masuk tahun ajaran baru 2023/2024.

”Kita utamakan dulu yang kelas I SD dan VII SMP. Nanti diberikan secara bertahap seragam dan perlengkapan sekolah,” kata Kepala Dispendik Kota Surabaya Yusuf Masruh.

Yusuf menjelaskan, pelajar dari keluarga miskin dan pra miskin di Surabaya akan mendapatkan seragam sekolah, setelan baju merah putih bagi siswa SD. Juga, seragam biru putih bagi siswa SMP beserta kelengkapannya.

”Kemudian juga mereka dapat seragam Pramuka dan seragam olahraga beserta kelengkapannya. Termasuk juga mereka mendapatkan sepatu dan tas,” ujar Yusuf.

Menurut dia, siswa yang mendapat seragam sekolah gratis beserta perlengkapannya itu berasal dari keluarga miskin dan pra miskin. Baik itu siswa yang mengenyam pendidikan di SD-SMP negeri maupun swasta.

”Jadi bantuan seragam gratis ini diberikan untuk siswa gamis dan pra gamis, baik dari sekolah negeri, swasta termasuk MI (madrasah ibtidaiyah),” terang Yusuf.

Dia menjelaskan, setidaknya ada sekitar 4 ribu siswa SD negeri dan swasta sederajat yang akan menerima seragam gratis. Sedangkan untuk jenjang SMP negeri dan swasta sederajat, jumlahnya sekitar 7 ribu. Seluruh penerima bantuan seragam gratis tersebut berasal dari keluarga pra miskin dan miskin.

”SD/MI itu kisaran 4,000, yang SMP/MTs 7.000. Nanti ini sudah prosesuntuk pembelian,” beber Yusuf.

Yusuf berharap, bantuan seragam sekolah gratis bagi para siswa membuat mereka tidak minder ketika berkumpul dengan rekan-rekannya. Demikian pula mereka juga diharapkan agar lebih giat dalam mengenyam pendidikan sekolah.

”Jadi bantuan seragam sekolah gratis ini, supaya tidak membebani orang tua mereka. Jadi, siswa tinggal masuk dan belajar ke sekolah,” ucap Yusuf.

(Arinta/ Saiful/ Tommy)