Uncategorized
Seorang Kakak Ipar di Jombang Penjarakan Adiknya

Tersangka AI saat dibawa ke ruang Sat Reskrim Polres Jombang
Jombang – Berita Patroli
Keduanya masih kerabat. Kakak ipar dan adik. Tapi karena bisnis, hubungan keduanya merenggang. Bahkan berujung di kantor polisi. Kakak ipar itu bernama Merry Rosnawati (54), sedang sang adik adalah Ainin Inayah alias AI (46). Mereka adalah warga Desa Sawiji Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang.
Ainin mempercepat langkahnya ketika berada di halaman Sat Reskrim Polres Jombang. Bahkan wanita ini nampak setengah berlari. Dia berusaha menghindari kamera wartawan. Ainin mengenakan baju tahanan warna oranye, tangannya diborgol. Di samping kanan Satreskrim, Merri mengawasi dari jauh. Ditemani anaknya, Merry duduk di kursi tunggu.
Tentu saja dandanan Merry berbeda dengan Ainin. Merry berdandan perlente. Mengenakan baju putih digulung setengah lengan, dipadu rok panjang warna coklat. Merry juga mengenakan jilbab. Sedangkan tas cangklong warna biru ditaruh di pangkuannya. “Dia itu masih saudara saya,” kata Merry singkat. Meski sebagai pelapor dalam kasus tersebut, Merry enggan memberikan keterangan panjang lebar.
Seiring dengan itu, Ainin sudah menghilang di balik pintu Sat Reksrim Polres Jombang. Namun sejurus kemudian Ainin kembali keluar. Karena polisi sedangkan menggelar konferensi pers terakit kasus yang melibatkan kakak ipar dan adik itu. Setumpuk barang bukti ditumpuk di meja. Berada paling depan adalah Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha.

Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha saat memberikan keterangan kasus penipuan
Giadi menjelaskan, AI (46) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan dan penggelapan. AI diduga menipu saudara iparnya dengan modus investasi perdagangan pakan ternak. Kerugian korban miliaran rupiah. Bisnis itu dimulai pada 2018. Saat itu Ainin menawari Merry melakukan pembelian di sebuah pabrik pakan ternak di Surabaya.
Aini mengaku sebagai pemegang order dari pabrik itu. Merry diminta menjadi investor dengan iming-iming menggiurkan. Yakni akan mendapatkan cash discount 7 persen. Dari situ, Ainin mendapatkan 2 persen, sedangkan yang 5 persen menjadi hak Merry. Sang kakak ipar menyanggupi.
Bisnis pun dijalankan. Korban yang tergiur sepakat menggelontorkan dana investasi dengan total Rp 23 miliar lebih dalam kurun waktu 2018 hingga 2021. Pada perjalanannya, dana investasi yang disetorkan, tak semuanya secara utuh dikembalikan. Pengembalian sekitar Rp 19 miliar yang notabenenya memutar uang dari yang diduga para korban lainnya. Sehingga kerugian korban kurang lebih Rp 3,9 miliar.
Dari situ lah Ainin hanya memberikan janji. Hanya saha, uang keuntungan yang dijanjikan tidak pernah ada. Hingga akhirnya kasus ini dilaporkan oleh Merry ke polisi. Polisi melakukan penyelidikan. Hasil penelusuran polisi, DO yang diakui oleh Ainin hanya akal-akalan. Polisi juga menegaskan bahwa Ainin tak pernah bekerjasama ataupun jadi penjual resmi pakan ternak dari pabrik pakan ternak di Surabaya. “Itu hanya upaya mengelabuhi korban. Tipu-tipu,” katanya.
Giad menjelaskan, dugaan sementara jumlah korban lebih dari satu orang. Karena Satreskrim mendapatkan telepon dari seseorang yang juga mengaku sebagai korban. “Ada yang menelepon sekitar 4 orang. Mengaku sebagai korban. Kerugiannya ada yang mencapai Rp 10 miliar. Kami minta korban lainnya melapor ke Polres Jombang. Sekalian membawa bukti-bukti. Jangan hanya melalui telepon,” kata Giadi sembari mengatakan tersangka dijerat pasal 378 KUHP dan atau pasal 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan.(Tomy)
