Berita Nasional
Jam malam di batasi Mahasiswa, PKL dan pengusaha warung kopi dan kuliner gruduk Pendopo.
Tulungagung Berita Patroli – Pembatasan jalam malam di masa pandemi covid 19 menbuat sejumlah pengusaha warung kopi, kuliner di Tulungagung banyak merugi. Bersama perwakilan elemen mahasiswa,
Mereka menuntut agar pemerintah melakukan kajian ulang terhadap penerapan jam malam yang dianggap merugikan PKL, pengusaha makanan dan warkop. Dalam Audiensi tersebut kedua belah kubu berjalan alot di pendopo, Lantaran kedua belah pihak kukuh terhadap kebijakan dan keinginannya.
Perwakilan mahasiswa dalam keterangannya Muhammad Afifu mengatakan, audiensi ini merupakan bentuk penyaluran aspirasi dari pedagang yang terdampak penerapan jam malam selama pandemi ini.
“Kenapa dimulai jam delapan malam, padahal itu jam-jam rame pembeli ( konsumen),
Pada jam-jam itu yang seharusnya ramai pembeli justru pedagang diobral atau tutup akibatnya banyak yang merugi dengan dalih jam malam. Untuk itu pihaknya menawarkan adanya ruang komunikasi antara pedagang dengan pemerintah,” ujarnya.
Afifu menambahkan, pedagang siap mendukung program pemerintah dalam menekan penyebaran covid-19. Salah satunya dengan mengedukasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.
“Pelanggan yang tidak memakai masker, nanti diusir tidak boleh masuk warung,” pungkasnya.
Bupati Tulungagung yang juga ketua Satgas, Maryoto Birowo pasca audiensi mengatakan, penerapan jam malam dilakukan secara Nasional, sesuai Instruksi Presiden nomer 1 tahun 2021, tentang pelaksanaan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) dan PSBB.
Sehingga Tulungagung untuk menekan penyebaran covid-19 perlu melakukan jam malam, mulai pukul 20.00-04.00. “Pandemi ini masih menunjukan angka yang signifikan, jadi perlu kita jaga secara bersama-sama,” ujarnya.
Pihaknya meminta semua pihak turut berpartisipasi dalam menekan penyebaran covid-19, mulai dari petugas, masyarakat, PKL dan pedagang.
Terkait dengan keluhan pengusaha kuliner yang mengalami penurunan omzet dalam pelaksanaan jam malam, Maryoto meminta semua menyadari kondisi saat ini.
“Semua harap maklum, semua menunjukan by data kasus Covid-19 kita menunjukkan peningkatan,” katanya.
Untuk penataan tempat makan atau warung, Maryoto meminta agar semua menerapkan protokol kesehatan. Seperti menyediakan tempat cuci tangan, menjaga jarak dan mewajibkan pengunjung memakai masker.
“Tempat kuliner, lokasi wisata, tempat keramaian itu sebagai indikasi penularan Covid19, oleh karena itu harus kita jaga,” lanjutnya.
Saat disinggung terkait keramaian di pasar yang sempat dipermasalahkan oleh peserta audiensi, Maryoto katakan hal itu adalah permasalahan berbeda.
Pasar merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan. Jika ditutup akan mengakibatkan kekacauan.
“Pasar itu adalah tempat pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, tapi harus benar-benar menerapkan protokol kesehatan. Penerapan jam malam akan dievaluasi pada 25 Januari mendatang,” pungkasnya.(ris/had)

You must be logged in to post a comment Login