Berita Nasional
Didi Sungkono.S.H. M.H ,” Penahanan Wartawan yang dilaporkan terkait liputan Korupsi pejabat , Penyidik abaikan UU No 40 Tahun 1999 Tentang PERS
Sulsel Berita PATROLI – Ada 2 penerang di alam ini, Matahari diangkasa, PERS atau karya tulis yang obyektif yang mengungkap sebuah kebenaran disajikan oleh wartawan sebagai pelaksana tugas UU No 40 Tahun 1999 Tentang PERS, ada asas hukum bahwa lex specialis derogat legi generalis adalah asas hukum, yang mengandung makna bahwa aturan hukum khusus akan mengesampingkan aturan hukum yang umum,” Urai Didi Sungkono.S.H.M.H Direktur LBH Rastra Justitia789, saat diminta tanggapannya terkait pemidanaan seorang Jurnalist di Sulsel, lebih lanjut Didi Sungkono menambahkan,” Hal tersebut juga diatur dalam Pasal 63 Ayat 2 Kitab UU Pidana ” Jika suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang umum, diatur dalam aturan pidana khusus, maka hanya yang khusus itulah yang diterapkan, UU No 40 Tahun 1999 Tentang PERS adalah Lex specialis, harusnya penyidik menerapkan UU Tersebut kepada wartawan, apalagi sudah ada saksi ahli dari Dewan PERS,” Ungkap Advokat yang dikenal tegas ini. Sungguh ironis fan tragis, hal ini benar benar terjadi dinegara yang menjunjung nilai nilai demokrasi dan pancasila,
3 hari yg lalu tepatnya 23 Maret 2021, digelar sidang kedua kasus Asrul, jurnalis berita news, dengan agenda pembacaan ekspesi (penolakan/keberatan terdakwa). Sidang dimulai jam 11 WITA di PN Palopo.
Kasus Asrul bermula pada 14 Juni 2019, saat Muhammad Asrul diadukan ke polisi dengan aduan pencemaran nama baik oleh Farid Karim Judas karena tiga berita dugaan korupsi yang dituliskannya di media online berita.news pada 10, 24, dan 25 Mei 2019. Tiga tulisan yang dipermasalahkan itu berjudul “Putra Mahkota Palopo Diduga “Dalang” Korupsi PLTMH dan Keripik Zaro Rp11 M”, tertanggal 10 Mei 2019, “Aroma Korupsi Revitalisasi Lapangan Pancasila Palopo Diduga Seret Farid Judas” tertanggal 24 Mei 2019, dan “Jilid II Korupsi jalan Lingkar Barat Rp5 M, Sinyal Penyidik Untuk Farid Judas?” tertanggal 25 Mei 2019.
Pada 17 Desember 2019, Farid Kasim Judas membuat aduan yang tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LPB / 465/ XII / 2019 / SPKT. Polisi pun segera menindaklanjuti laporan itu dengan penangkapan.

Muh Asrul, Jurnalis berita News yang sekarang menghuni hotel prodeo karena dilaporkan oleh penguasa ,diduga karena ketajaman pena nya, sang jurnalis dikriminalisasi, semoga hakim masih bernurani dalam menegakkan hukum sesuai koridor UU No 40 Tahun 1999 Tentang PERS
Pada 29 Januari 2020 pukul 13.05 WITA Muhammad Asrul dijemput paksa dari rumahnya oleh kepolisian. Selanjutnya ia dibawa ke Polda Sulawesi Selatan untuk dimintai keterangan tanpa didampingi oleh penasihat hukum. Muhammad Asrul mulai diperiksa dan menjalani BAP oleh penyidik sejak pukul 15.30 WITA sampai 20.30 WITA.
Namun, begitu selesai menjalani BAP, Muhammad Asrul tidak diperbolehkan pulang. Ia langsung ditahan di Rutan Mapolda Sulsel selama 36 hari.
Mulai 16 Maret 2021, kasus Asrul mulai disidangkan. Jaksa mendakwa Asrul dengan pasal berlapis:
1. Berita bohong – pasal 14 UU No 1/1946
2. Ujaran kebencian – pasal 28 ayat 2 UU ITE
3. Pencemaran nama – pasal 27 ayat 3 UU ITE
Ancaman pidana bagi Asrul bila terbukti bersalah, maksimal 10 tahun.
Polisi dan Jaksa telah mengabaikan surat dari Dewan Pers yang menjelaskan berita yang ditulis Asrul adalah produk karya jurnalistik yang mekanisme sengketanya lewat Dewan Pers dan bukan lewat pengadilan pidana.
Dalam persidangan ini, Asrul sudah didampingi Koalisi Pembela Kebebasan Pers YLBHI-LBH Makassar, dan KPJKB ( Andi / Rico )
