Berita Nasional
Di Bawah Komando Kombes pol Iwan Saktiadi, S.I.K., M.H., M.Si., Operasi Patuh Semeru 2025 Tekan Kecelakaan Hingga 39 Persen

RESPONSIF, PRESISI, PROMOTER, salah satu tugas utama Polantas adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polantas, menciptakan lingkungan berlalulintas, agar masyarakat lebih tertib, taat hukum, dan mewujudkan pelayanan publik yang lebih humanis, cepat, tepat, transparan, serta berkualitas. Karena Polisi bukan sekadar profesi, tapi merupakan jalan pengabdian kepada bangsa dan negara,” ujar perwira menengah yang dikenal ramah ini.
Berita Patroli – Surabaya
Siapa yang tidak mengenal Komisaris Besar Polisi Iwan Saktiadi, S.I.K., M.H., M.Si., perwira menengah, salah satu andalan alumnus Akademi Kepolisian 1998 ini. Perwira menengah yang dikenal ramah, santun, dan dekat di kalangan “Kuli Tinta”.
Di bawah kepemimpinan Iwan Saktiadi, Polantas Polda Jawa Timur menjadi lebih berwarna. Slogan Polri yang menjadi salah satu bagian dari penjaga “Peradaban” ramah terhadap masyarakat, mengaplikasikan UU No. 02 Tahun 2002 tentang Kepolisian dan menjabarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ (Lalu Lintas Angkutan Jalan).
Di balik angka penurunan drastis kecelakaan lalu lintas selama pelaksanaan Operasi Patuh Semeru 2025 di Jawa Timur, ada peran strategis Kombes pol Iwan Saktiadi, S.I.K., M.H., M.Si., sebagai Direktur Lalu Lintas Polda Jatim. Di bawah arahannya, operasi ini tak hanya berhasil menindak ratusan ribu pelanggaran, tetapi juga mencatatkan penurunan kecelakaan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.
Selama 14 hari operasi yang berlangsung 14–27 Juli 2025, Ditlantas Polda Jatim mencatat 480.995 pelanggaran lalu lintas. Angka ini naik 25 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun di sisi lain, jumlah kecelakaan justru turun tajam hingga 39 persen, dari 662 menjadi 397 kasus.
“Penegakan hukum penting, tapi tidak cukup. Kami memadukan pendekatan edukatif dan persuasif secara masif,” ujar Kombes pol Iwan Saktiadi, S.I.K., M.H., M.Si., saat memberikan keterangan di Mapolda Jatim, Kamis (31/7).
Ia menjelaskan, tilang dilakukan melalui tiga metode:
-ETLE statis: 17.149 pelanggaran
-ETLE mobile: 25.483 pelanggaran
-Tilang manual: 83.763 pelanggaran
Selain itu, 354.600 teguran diberikan kepada pelanggar ringan, sebagai bagian dari pendekatan humanis.
Jenis pelanggaran tertinggi pada roda dua adalah tidak memakai helm SNI (56.797 kasus) dan berkendara di bawah umur (16.840 kasus). Sementara pada kendaraan roda empat, pelanggaran didominasi oleh tidak menggunakan sabuk pengaman (10.119 kasus) dan menggunakan ponsel saat berkendara (622 kasus).
Namun bukan angka penindakan semata yang menjadi fokus. Kombes Pol Iwan menekankan pentingnya kampanye keselamatan lalu lintas sebagai pilar utama perubahan. Polda Jatim tercatat telah:
-Menggelar 13.487 kegiatan penyuluhan langsung.
-Melakukan 105.585 penerangan hukum melalui media.
-Menyebar 133.984 materi kampanye keselamatan, mulai dari spanduk hingga stiker dan billboard.
“Operasi ini bukan hanya tentang menilang, melainkan bagian dari membangun peradaban lalu lintas yang lebih baik. Dan ketika angka kecelakaan turun signifikan, itu adalah bukti bahwa pendekatan ini berhasil,” tegasnya.
Keberhasilan ini pun diapresiasi langsung oleh Kapolda Jawa Timur Irjen. Pol. Drs. Nanang Avianto, M.Si., yang melalui Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Jules Abraham Abast, S.I.K., menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran serta masyarakat.
Dengan pencapaian ini, Polda Jatim berharap budaya tertib berlalu lintas semakin mengakar, dan masyarakat menjadikan keselamatan sebagai prioritas utama di jalan raya bukan hanya saat ada operasi, tetapi setiap hari.
(Tomy, Arinta)

You must be logged in to post a comment Login