Connect with us

Berita Patroli

Berita Patroli

JATIM

Janda Penjual Nasi Kuning di Kediri Bingung Cari Utangan demi Seragam Anak Rp2,1 Juta di SMKN 1 Kediri

SMKN 1 Kediri

SMKN 1 Kediri

Berita Patroli – Kediri

Seorang janda berinisial D, warga Kelurahan Bujel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, yang berstatus janda dan sehari-hari berjualan nasi kuning, harus kebingungan mencari utangan demi membeli seragam sekolah anaknya yang diterima di SMKN 1 Kota Kediri.

Pasalnya, menurut keterangan D, seragam yang disediakan pihak sekolah seharga Rp2.100.000 tidak boleh dicicil atau diangsur. Jika tidak dibayar lunas, seragam tidak akan diberikan.

“Alhamdulillah anak saya bisa diterima di SMKN 1 Kota Kediri. Untuk pembelian seragam di situ sebesar Rp2.100.000,- (dua juta seratus ribu rupiah). Kalau bayar lunas langsung dikasih seragamnya. Kalau dicicil, ditunggu sampai lunas baru dikasih seragamnya kata pihak sekolah. Ya mau bagaimana lagi, anak juga butuh seragam. Akhirnya saya cari hutangan ke saudara dan teman karena cuma punya uang Rp500 ribu,” ungkap D.

Biaya Seragam Rp2,1 Juta Wajib Lunas, SMKN 1 Kediri beratkan Wali Murid.

Biaya Seragam Rp2,1 Juta Wajib Lunas, SMKN 1 Kediri beratkan Wali Murid.

Masih menurut D, pihak sekolah sebenarnya tidak mewajibkan pembelian seragam di sekolah. Namun, mayoritas orang tua tetap membeli di sana agar seragam anak-anak mereka seragam dan tidak berbeda warna.

“Sebenernya pihak sekolah juga tidak memaksakan beli di sana, bisa beli di luar. Akan tetapi kalau pihak sekolah menyediakan seragam, rata-rata semua orang tua beli di sekolah. Kalau saya beli di luar takutnya tidak sama warnanya dan anak saya akhirnya minder masuk sekolah, nanti malah malas belajar. Ya bagaimana lagi. Harusnya pihak sekolah tidak usah menyediakan. Menyediakan yang kira-kira di luar tidak ada saja, seperti baju olahraga, khas, dan baju praktik, itu saja. Saya minta kuitansi juga tidak dikasih, hanya secuil kertas sebagai bukti lunas,” paparnya.

Masalah ini turut menjadi perhatian publik, terlebih setelah SMKN 1 Kota Kediri sempat viral bulan lalu akibat kasus dugaan pengancaman terhadap wartawan oleh oknum kepala sekolah, yang saat ini masih dalam proses di Polresta Kediri.

Agung Setiawan Aliansi Pemuda Kediri.

Agung Setiawan Aliansi Pemuda Kediri.

Agung Setiawan dari Aliansi Pemuda Kediri ikut angkat bicara.

“Kasihan ibu-ibu apalagi yang berstatus janda. Ya kalau dapat hutangan dari saudara atau teman. Kalau dapatnya dari bank plecit, nggak malah hancur hidupnya hanya gara-gara beli seragam. Akhirnya terlilit hutang yang selalu berbunga dan bunganya lebih dari 20% dan dibayar per minggu,” kata Agung saat memberikan tanggapan.

Menurutnya, harga Rp2,1 juta untuk seragam yang masih dalam bentuk kain dinilai terlalu mahal.

“Untuk seragam itu masih dalam bentuk kain lho. Kalau yang sudah jadi cuma seragam olahraga. Jadi orang tua harus ada biaya tambahan lagi untuk menjahitkan,” ujarnya.

Agung juga menilai bahwa meskipun pihak sekolah menyatakan pembelian tidak wajib, namun kenyataannya seperti menjadi keharusan.

“Pembelian kain seragam itu terkesan diwajibkan, karena jika membeli di luar, pihak sekolah mengkhawatirkan akan memiliki warna yang berbeda. Seharusnya pembelian seragam dapat dilakukan di pasar atau toko, bukan di sekolah. Pembelian juga dapat dilakukan secara kolektif tapi tidak dilakukan oleh pihak sekolah. Penjualan baju seragam atau kain yang dilakukan sekolah dianggap sebagai pungutan,” pungkas Agung.

Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, pihak SMKN 1 Kota Kediri belum dapat dikonfirmasi untuk memberikan hak jawab ataupun klarifikasi. (Handri, Yuli, Nyoto, Hari Kaking)

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

More in JATIM

To Top