Bermain Judi Dadu (Penombok), Pria asal Kabupaten Nganjuk Jawa Timur akan DIPERAS Oknum Polisi 150 Juta ,”Ketahuan Perwira menengah alumnus Akpol berhati emas, Dipulangkan dan Uang Dikembalikan Utuh

Dok. Istimewa

JAWA TIMUR – Berita Patroli

Apes, naas apa yang dialami oleh laki-laki tua bernama SK ini, laki-laki tua korban dari mafia hukum. Korban dari oknum-oknum bermental keparat dan bejat, bagaimana tidak hanya karena bermain judi jenis dadu (Penombok) dirinya dan 3 temannya ditangkap oleh Subdit Resmob Polda Jawa Timur, sekira bulan Januari 2025 lalu.

Awal cerita bermula dari beberapa laki-laki datang ke kantor Lembaga Bantuan Hukum Rastra Justitia, “Pak kami mau minta tolong keluarga kami ditangkap oleh satuan Resmob unit 3 Polda Jawa Timur.

Kepada wartawan laki-laki yang katanya sudah ketemuan dengan perwira Polisi bernama Ajun Komisaris Polisi Harsono, unit Judi Polda Jawa Timur, “Kami bawakan Rp 120 juta Pak, tapi AKP Harsono meminta Rp 175 juta. Jadi kami tidak mampu, karena uang Rp 120 juta ini kami dapatkan secara urunan dari keluarga yang ditangkap, “ada yang jualan di motor, ada yang jualan 17 kambing ada yang gadaikan sertipikat tanah, ada yang pinjam ke rentenir, ” Ujar RA (Makelar Kasus) yang mengaku sebagai keluarga para penjudi dadu (lokasi perjudian ada dikec jati kalen kab Nganjuk, mulai adu ayam, dadu, tjap jiki, lengkap semua).

Saat berita ini ditayangkan lokasi perjudian tersebut sudah di gerebek jajaran Polres Kabupaten Nganjuk, Polda Jawa Timur. melanjutkan berita diatas, berdasarkan keterangan dari makelar kasus yang ditangkap ada 4, 1 Bandar 3 pemain (Penombok dadu), “Tidak bisa ini keluar 3 harus ke empatnya ,siapkan uang Rp 175 juta, ” Ini permintaan AKP Harsono, kalau tidak disiapkan perkara akan lanjut penahanan, ” Urainya.

Karena mendengan cerita dan melihat uang tunai yang telah disiapkan, Pengamat Kepolisian Didi Sungkono, S.H.,M.H., melakukan upaya koordinasi dengan salah satu petinggi kepolisian. Karena tidak mungkin seorang Komisaris Besar melakukan pemerasan kepada masyarakat kalangan bawah, apalagi kalau tahu masyarakat tersebut sampai jualan barang barang yang dimilki, bisa jadi itu hanya akal akalan sang Oknum AKP dan Markus.

Selang 30 menit setelah melakukan koordinasi, ditanggapi secara baik, responsif, presisi, oleh alumnus Akademi Kepolisian tahun 2000, Batalyon SS, salah satu Perwira menengah andalan Polri dimasa yang akan datang, Perwira berhati emas, punya rasa welas asih kepada masyarakat.

Sekira jam 23.00 wib dihari itu juga, 3 orang yang ditangkap oleh Subdit judi, Polda Jawa Timur dipulangkan dan tidak dimintai biaya apapun alias gratis. Uang dari masyarakat yang dikumpulkan oleh Markus ( makelar kasus ) dikembalikan semua.

Perlu masyarakat ketahui, makelar Kasusnya berasal dari kabupaten Jombang  ternyata sudah kenal baik dengan AKP Harsono, S.H. selaku PANIT.

Saat ini yang ditahan hanya 1 pelaku yaitu Bandarnya, Penombok dadu, telah dipulangkan dan bisa beraktivitas kembali. Uang yang telah dikembalikan, akan dibelikan kambing lagi, dan akan dibelikan motor lagi, serta sertipikat tidak jadi digadaikan.

Terima kasih bapak Polisi yang telah membantu kami selaku masyarakat miskin, semoga bapak diberi kesehatan dan dimudahkan dalam kariernya, “begitu ungkapan doa dan rasa syukur rakyat atas bantuan dari sang perwira polisi berhati emas tersebut.

Inilah penerapan aplikasi UU No 02 Tahun 2002 Tentang Kepolisian sesungguhnya, Polri sebagai salah satu pengayom masyarakat, polri sebagai pelindung masyarakat. Bukan sebagai momok, menjalankan penjabaran Rastra Sewakottama,Tribrata secara benar, PRESISI. Bukan hanya lips service, bukan hanya basa basi, hasil akhir masyarakat yang menilai.

Pejabat Polri amanah, yang dibutuhkan rakyat, santun,beradab dan ber etika, di WA ditelp selalu merespon, bukan bergaya arogan, ditelp di WA dibaca doang, kayag “mafia dan raja kecil”. Kedepan Polri butuh Perwira Perwira yang berhati emas, dambaan masyarakat.

( Arinta/Tommi/Solihin/Marta/Norita/Yudi/Jarwo/Cahyo/Dedi)