Malam Puncak Muhibah Budaya,Sri Sultan Hamengkubuwono X Berikan Hadiah Pusaka Untuk Kabupaten Trenggalek

Trenggalek , Berita Patroli
Peringatan hari jadi ke-828 Trenggalek terasa istimewa dengan kehadiran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Kunjungan Gubernur DIY tersebut dalam rangka muhibah budaya sebagai bentuk kerja sama antara Yogyakarta dengan Trenggalek.Kedatangan Sri Sultan HB X di Bumi Menak Sopal disambut dengan kirab kerakyatan yang juga diikuti oleh Bupati dan Wabup Trenggalek serta seluruh jajaran OPD, Kamis (1/9/2022).

Dalam kesempatan tersebut Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X memberikan hadian pusaka bagi Kabupaten Trenggalek pada malam puncak muhibah budaya. Kedua daerah sepakat menjalin kerja sama dalam pelestarian budaya Mataraman.
Kehadiran Sultan Hamengkubuwono X di Trenggalek mendapatkan sambutan meriah dari ribuan masyarakat. Dalam penyambutan yang digelar melalui pawai kerakyatan, Sultan hadir bersama istrinya. Ribuan warga tampak memadati Jalan Panglima Sudirman hingga Pendapa Manggala Praja Nugraha.Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan kehadiran Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut merupakan puncak dari muhibah budaya yang digelar pihak keraton di Trenggalek.”Rangkaian acara muhibah budaya ini adalah sebuah penghormatan yang tak terhingga bagi Trenggalek. Kami hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada Sultan Hamengkubuwono X dan jajarannya,” kata Mochamad Nur Arifin pada malam muhibah budaya.Menurutnya benang merah budaya Trenggalek dengan DIY yang telah ada sejak lama diharapkan akan mempererat persaudaraan dan kerja sama di antara kedua daerah. “Meskipun secara administratif kami di Jawa Timur, namun disatukan oleh budaya Mataraman,” imbuhnya.Sementara itu Sultan Hamengkubuwono X dalam sambutannya mengaku bangga bisa hadir di Trenggalek dan memberikan muhibah budaya pada momen Hari Jadi Ke-828 Trenggalek.”Saya ucapkan Dirgahayu yang Ke-828 Kabupaten Trenggalek tepat pada tanggal 31 Agustus 2022 kemarin. Sebuah usia yang tak lagi muda gimana kabupaten Trenggalek telah melalui berbagai lintasan peradaban sehingga saat ini telah mencapai kemajuan di berbagai bidang,” kata Sultan Hamengkubuwono X.Menurutnya kehadirannya di Trenggalek bukan hanya kunjungan biasa, melainkan merangkai sejarah Mataraman, mengingat sebagian wilayah Trengggalek pernah menjadi bagian dari Kasultanan Yogyakarta.
.”Saya sampaikan ada benang merah antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Trenggalek. Benang merah telah merajut abadi dalam khazanah sejarah dan budaya Mataram inilah yang harus senantiasa kita lestarikan di mana Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Trenggalek akan tumbuh dan berkembang bersama dengan sejarah dan budaya sebagai perekatnya,” ujar Sultan.Sultan Hamengkubuwono X menyebut wilayah Trengggalek merupakan daerah yang memiliki jasa besar bagi pemerintah, sehingga sejak era Raja Sindok pada masa Mataraman kuno, Trenggalek telah menjadi wilayah otonom yang bisa mengelola pajak sendiri.”Warga kabupaten Trenggalek sekalian sudah selayaknya warga Trenggalek berbangga karena hidup di sebuah wilayah yang penuh dengan histori dan budaya adiluhung Trenggalek adalah sebuah daerah yang istimewa,” imbuhnya.Dalam malam puncak muhibah budaya tersebut, Sultan menghadiahkan pusaka kepada Kabupaten Trenggalek, yakni Pusaka Wignya Murti. Wignya memiliki arti pandai sedangkan Murti memiliki arti badan. Sehingga dapat dapat diartikan secara umum Wignya Murti merupakan sebuah harapan yang memegang pusaka tersebut dipenuhi dengan kepandaian dalam konteks tata praja.Di sisi lain Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin juga memberikan hadiah kepada Sultan Hamengkubuwono X berupa lukisan bergambar Sultan Hamengkubuwono IX.Sebelumnya, dalam muhibah budaya yang digelar Pemprov DIY, Pemkab Trenggalek mendapatkan aneka kegiatan terkait kebudayaan Mataraman, mulai dari pameran sejarah budaya Mataraman, pelatihan tari, macapat, pertunjukan wayang kulit, pertunjukan film dan berbagai kegiatan lain. (TRING)