Uncategorized
Terlibat Utang, Istri Kades Di Jombang Dipolisikan
Jombang, Berita Patroli
Sebut saja dengan nama inisial AI. Iya adalah seorang istri kepala desa di salah satu desa/kelurahan di Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dipolisikan saudaranya sendiri.
Ia diduga menipu sebut saja namanya MR, saudara iparnya sendiri dengan modus investasi pakan ternak. Nilai kerugiannya tak main-main, mencapai miliaran rupiah.
Dari data yang dihimpun disalah satu media, MR melaporkan adik iparnya itu karena telah diduga melakukan penipuan berkedok kepadanya sejak beberapa tahun lalu. “Mulainya itu 2018, dia mengaku butuh uang untuk bisnis pakan ternak, saya diajak gabung dan akan ada pembagian keuntungan,” katanya.
Keuntungan yang disebutnya cukup besar, sebanyak 7 persen setiap kali transaksi. AI mengakui dengan salah satu pabrik pakan ternak besar di Surabaya. Dari angka itu, AI akan membaginya 5 persen untuk MR dan 2 persen sisanya untuk ia sendiri.
“Saya sempat mencintai apa yang benar, kok besar sekali, dan dia berharap sehingga saya mau, dan ada kontrak juga,” tambahnya.
Transaksi itu terus berjalan. Ia percaya dengan adik iparnya karena omongannya yang diyakini. Di awal bisnis, AI memberikan deviden yang unggulnya. “Setiap bulan diberi pembagian uang, tapi hanya bagi untung, uang pokok yang saya berikan tetap sama dia,” imbuh dia.
MR menyebut tak hanya uang yang diberikan. Ia juga memberikan penghargaan kepada AI yang mengaku mengalami kesulitan. Hingga 2021, jumlah uang pokok dan perhiasan yang dibawa mencapai nominal Rp 8,2 miliar. “Tahun itu juga dia mulai tidak bisa dihubungi, ditanyai tentang keberadaan uang juga tidak dijawab,” lontarnya.
Kondisi semakin runyam, ketika MR tahu bukan ia saja yang menjadi korban. Beberapa orang lain di luar Jombang juga turut menjadi korban dengan modus sama.
“Modelnya sama, pakai nama pabrik sama juga, ada yang dari Batam, Madura dan beberapa kota lain,” lontarnya lagi.
Karena merasa tak bisa lagi mengakses uangnya, ia akhirnya melapor ke pihak kepolisian (4/2) lalu. MR dan AI serta beberapa anggota keluarga sempat diperiksa. “Namun sampai hari ini belum ada tersangka,” beber dia.
Kasatreskrim Polres Jombang AKP Giadi Nugraha, seperti yang ditulis salah satu media on line, membenarkan laporan itu. Hingga kemarin, laporan dugaan penipuan dan penggelapan masih terus berlanjut. “Perkembangan terakhir, ini sudah naik dari penyelidikan kasus ke penyidikan,” ucapnya.
Demikian, ia mengakui belum ada tersangka dalam kasus ini. Giadi memastikan proses hukum tak akan berhenti. “Kita masih terus memeriksa saksi-saksi dan mencari tambahan alat bukti lain,” tegasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, AI melalui kuasa kukumnya Sidik Purnomo, membenarkan pelaporan yang dilakukan kepada kliennya. Namun ia membantah dugaan dugaan itu. Menurutnya, sebagai keluarga kedua belah pihak bentuk kerjasama. Sidik mengaku punya bukti jika kerugian yang diklaim MR adalah kesalahan.
“Jika dari pihak kami, harusnya pasal 378 yang dilaporkan tidak terbukti dan tidak benar, karena ibu AI telah mentransfer sejumlah uang kepada ibu MR selama kurun waktu 2018-2021, sebagai pembayaran keuntungan,” katanya.
Sidik menyebut, transfer uang kepada MR sebesar Rp 17.963.406.000 dalam kurun waktu 2019-2022. Sedangkan uang yang ditransfer MR kepada AI berjumlah Rp 11.745.332.000. “Jadi ada selisih, dan malah ibu MR untung Rp 6.218.074.000 harusnya,” rincinya.
Saat disinggung terkait adanya kerugian yang dialami MR hingga niat melapor, Sidik mengaku hal itu adalah hak dari MR. “Siapapun yang berhak melapor, termasuk melapor ke polisi juga hak beliau, karena merasa dirugikan, tapi klien kami juga merasa dirusak nama baik, dan kami sudah mengajukan gugatan perdata,” pungkas Sidik. (din )
