
SURABAYA – Berita Patroli
Pengakuan Oknum Bintara Polri ,Bribda Aldi sungguh berani dan mencengangkan, dengan santainya dirinya mengaku unit mobil Mitsubishi PAJERO Tahun 2018, DAKAR. Dalam STNK adalah Plat B (Jakarta), tapi saat ditangkap menjadi Plat L (Nopol Palsu).
Kapolrestabes Surabaya diminta tegas ungkap mafia penjualan mobil mewah yang ditengarai bodong , karena ini sangat merugikan masyarakat yang mempunyai mobil tersebut.
sekarang ini unit mobil Pajero telah disita dan diamankan oleh Polresta Sidoarjo, namun perilaku oknum bernama Aldi dengan pangkat Bintara (Bribda) dan berdinas di Polrestabes Surabaya akan diperiksa oleh PAMINAL, PROPAM Polda Jawa timur untuk pertanggung jawabkan kelakuannya.
Polri tidak boleh berbuat seperti itu, ada undang-undang yang mengatur terkait perilaku penegak hukum,itu namanya tidak profesional dan tidak mencerminkan ksatria Bhayangkara.
Didi Sungkono, S.H.,M.H.,Pengamat Kepolisian mengatakan, “Tugas utama Polri sebagaimana diatur dalam UU No 02 Tahun 2002 Tentang Kepolisian adalah menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (law and order) memerangi kejahatan melindungi, mengayomi, melayani masyarakat. Anggota Polri juga harus menjaga norma dan etika.
Menunjukkan sikap profesional, proporsional sebagai penegak hukum yang exelent (istimewa) kok ini malah jualan mobil bodong dan dipalsukan platnya, ” Ujar Didi Sungkono.
Perlu pembaca ketahui, sampai saat ini mobil tersebut diatas terparkir manis di Polresta Sidoarjo Polda Jawa Timur,
“Kita tidak berani memakai BB tersebut karena mobil mewah mas, saya sudah sangat bersyukur dan cukup memakai Suzuki Ertiga, sudah bersyukur , “Ujar Ajun komisaris Polisi Oni yang menjabat Kanitlaka Polresta Sidoarjo.
Sudah banyak yang meminta tolong agar unit ini bisa kami keluarkan, tapi bagaimana caranya ? bagaimana kami bisa keluarkan BB Mobil tanpa ada alas Hak ? tanpa ada Bukti kepemilikan ?, ” Ujarnya.
M. Iqbal pemakai mobil sedang apes, dirinya membeli satu unit Mobil Mitsubishi Pajero tahun 2018, Dakar, Solar, senilai Rp 186 Juta. Uang tersebut ditransfer ke rekening oknum Polisi bernama Aldi, Bribda, berdinas di Polrestabes Surabaya.
Sindikat, Pat Gulipat mafia jaringan penjualan mobil yang melibatkan oknum oknum penegak hukum bukan hal yang baru seperti yang di Jakarta. Oknum TNI menembak mati masyarakat (kasus mobil Brio) kini oknum tersebut sedang proses jalani persidangan.
Di wilayah kota Surabaya sendiri yang melibatkan oknum polisi belum ada terungkap, ini sebuah prestasi, apresiasi yang layak untuk unit laka Polresta Sidoarjo, ungkap perkara ini.
Walaupun korban yang telah membeli mobil Pajero tahun 2018, Dakar warna hitam, dan merasa dirugikan atau merasa ikhlas memilih tidak melapor, tetap saja oknum polisi tersebut bisa dipidanakan. Tetap saja oknum tersebut bisa disidang secara etik, hal ini diatur PERKAP No 07 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Kepolisian negara republik indonesia, PERKAP No 02 Tahun 2016 Tentang Penyeleseian Pelanggaran disiplin, PERKAP No 04 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan disiplin Pegawai negeri sipil POLRI. Ini harus dibuka secara transparan biar kedepan menjadi pembelajaran bagi oknum tersebut, “Ujar Didi Sungkono, S.H.,M.H..
Ada beberapa Kode Etik profesi polri ,etika kepribadian, etika kenegaraan, etika kelembagaan,etika dalam hubungan dengan masyarakat, kalau Oknum Polri sudah berani “bisnis” jual beli mobil bodong ini sangat miris. Masyarakat meminta perkara ini ditindaklanjuti, agar oknum tersebut tidak terkesan kebal hukum. Proses secara jelas, terang dan transparan, tidak sulit memproses ini, tinggal cek no rangka, no mesin, cek blokir Polda jajaran, pasti akan ketemu dari mana asal muasal mobil tersebut diatas. Periksa itu oknum Polri yang bernama Aldi yang berdinas di Polrestabes Surabaya, mengaku sopir Wakasatreskrim Polrestabes Surabaya.
(Cahyo/ Jarwo/ Rita/ Tommi)