
SIDOARJO – Berita Patroli
Sebanyak 1.100 orang perwakilan Aliansi Anti Mafia Tanah Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi di lahan seluas 98.468 m² di RT 9, RW 3, Tambak Oso, Sidoarjo, Senin (10/2/2025). Massa yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik ini menuntut pengembalian hak kepemilikan tanah kepada Miftahur Roiyan dan Elok Wahibah.
Setelah berkumpul di Tambak Oso sejak pukul 09.00 WIB, para demonstran bergerak menuju Kantor Kejaksaan Negeri dan Pengadilan Negeri Sidoarjo untuk menyampaikan tuntutan mereka.
Koordinator Aliansi Anti Mafia Tanah Jawa Timur sekaligus kuasa hukum pemilik tanah, Andi Fajar Yulianto, menegaskan bahwa tuntutan mereka berlandaskan putusan hukum yang telah berkekuatan tetap (inkracht).
Putusan tersebut di antaranya Perdata: Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No. 245/Pdt.G/2019/PN.Sda.Pidana: Putusan No. 236/Pid.B/2021/PN.Sda., Jo. 873/PID/2021, Jo. Putusan MA No. 32 K/Pid/2022, Jo. Putusan PK No. 21PK/Pid/2023.
Menurut Fajar, kasus ini bermula dari transaksi jual beli tanah seluas 98.468 m² dengan harga Rp225 miliar. Namun, karena pembeli tidak mampu melunasi pembayaran, kesepakatan dibatalkan. Saat pemilik tanah diminta menandatangani pembatalan di hadapan notaris, diduga terjadi penyelundupan dokumen lain yang membuat kepemilikan tanah beralih secara ilegal.
“Tanda tangan pemilik tanah dimanipulasi dalam dua pertemuan yang berbeda di kantor notaris, padahal pemilik tanah hanya hadir sekali. Ini adalah modus yang sangat merugikan,” ujar Fajar.
Lebih lanjut, ia mengungkap bahwa setelah transaksi batal, pemilik tanah menerima tiga sertifikat hak milik, namun setelah dicek, sertifikat tersebut ternyata tidak terdaftar di Kantor BPN Sidoarjo.

“Yang lebih mengejutkan, tanah itu hanya dibayar Rp 43,7 miliar, namun sertifikatnya tiba-tiba beralih menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT Kejayan Mas,” tambahnya.
Saat tiba di Kejaksaan Negeri Sidoarjo, massa menyampaikan tiga tuntutan utama; Menegakkan hukum seadil-adilnya, karena bukti perkara pidana menunjukkan bahwa peralihan hak tanah terjadi akibat dugaan penipuan; Melaksanakan isi putusan pengadilan yang telah inkracht dan mengembalikan hak kepemilikan tanah kepada Miftahur Roiyan dan Elok Wahibah; Mengusut tuntas dugaan praktik mafia tanah yang dinilai semakin merugikan masyarakat.
Andi Fajar Yulianto menegaskan, bahwa mereka akan terus mengawal kasus ini hingga keadilan ditegakkan. “Kami ingin Kajari Sidoarjo segera menyerahkan tiga sertifikat tanah kepada pemilik sah. Jika tuntutan ini tidak diindahkan, kami akan datang kembali dengan jumlah massa 10 hingga 20 kali lipat lebih besar,” tegasnya.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Kejaksaan Negeri Sidoarjo terkait tuntutan demonstran.
(Tim)