BREAKING NEWS
Sopir Berujung Jadi Tersangka dalam Petaka Pikap Tabrak Karnaval Sound Horeg dan Tewaskan Peserta

Pikap sound horeg di Malang yang menewaskan peserta karnaval (Foto: Dokumentasi Sat Lantas Polres Malang)
MALANG – Berita Paroli – Karnaval sound horeg di Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang berujung petaka. Pikap yang membawa logistik parade sound horeg menabrak sejumlah peserta. Akibatnya, satu peserta tewas dan beberapa orang mengalami luka-luka.
Pikap Grand Max N-8969-BF ini dikemudikan oleh Ustadi (63), warga setempat. Ia disebut lalai karena salah menginjak pedal gas. Harusnya, ia menginjak rem di jalanan menurun. Akibatnya, peserta pun bergelimpangan.
Karnaval parade sound system ini baru dimulai Minggu (24/9/2023) pukul 19.00 WIB. Karnaval yang sedianya diikuti belasan peserta itu terpaksa dihentikan sekitar pukul 23.37 WIB. Saat itu, baru empat peserta karnaval yang sampai di garis finish.
“Satu korban meninggal dunia dan enam lain mengalami luka-luka,” ujar Kasat Lantas Polres Malang AKP Agnis Juwita kepada wartawan, Senin (25/9/2023).
Korban meninggal diketahui bernama Renita Sintia Sari (14), pelajar SMP warga Dusun Kedungboto, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Korban mengalami luka di bagian kepala dan meninggal di lokasi kejadian.
Sementara, enam korban lain mengalami luka di bagian kepala, kaki, dan tangan kini tengah menjalani perawatan di RS dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang. Dua di antaranya balita laki-laki berusia 5 tahun dan balita perempuan berusia 4 tahun.
Menurut keterangan yang dihimpun detikJatim, pikap yang dikemudikan Ustadi merupakan kendaraan pembawa konsumsi bagi peserta karnaval yang digelar Pemerintah Desa Kedungrejo untuk memperingati Hari Besar Nasional (17 Agustus).
Karnaval digelar sejak pukul 9 pagi dan memanfaatkan Jalan Raya Kedungrejo. Saat kejadian, pikap melaju tepat di belakang peserta karnaval yang mengikuti alunan musik dari truk sound system yang berjalan di depannya. Diduga karena salah menginjak pedal gas, dan kondisi jalan menurun kendaraan pikap melaju kencang dan menabrak peserta karnaval di depannya.
“Sesampai di TKP, mobil pikap lepas kendali dan searah di depannya ada 7 pejalan kaki. Karena jarak sudah dekat sehingga terjadi tabrak belakang. Kondisi jalan menurun,” jelas Agnis.
Sementara itu, Kapolsek Pakis Iptu Sunarko Rusbiyanto mengatakan, ketika kecelakaan terjadi, mesin pikap dalam kondisi menyala dan berjalan tepat di belakang peserta karnaval. Nahas, ketika akan menginjak rem, pengemudi justru keliru menginjak pedal gas sehingga mengakibatkan kendaraan melaju dan menabrak peserta di depannya.
“Jadi hasil lidik anggota laka, kendaraan pikap muat konsumsi dalam keadaan hidup dan sopir mau ngerem keliru ngegas. Sehingga, nabrak peserta karnaval di depannya,” ujarnya.
Saat ini, sopir pikap yang menabrak peserta karnaval sound horeg di telah ditetapkan sebagai tersangka. Ustadi (63) dianggap lalai saat mengemudikan kendaraan. Ia disebut lalai salah menginjak pedal gas hingga mencelakai peserta karnaval hingga tewas.
“Telah dilakukan pemeriksaan terhadap driver mobil pikap dengan status tersangka,” ujar Kasi Humas Polres Malang Iptu Ahmad Taufik kepada wartawan di Mapolres Malang, Senin (25/9/2023).
Taufik menjelaskan, Unit Gakkum Sat Lantas Polres telah menerbitkan surat penangkapan terhadap pengemudi pikap, setelah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain melakukan pemeriksaan terhadap pengemudi pikap, lanjut Taufik, tiga orang juga dimintai keterangan sebagai saksi. Mereka adalah pemilik mobil pikap dan dua orang peserta karnaval.
“Saat ini sudah dikeluarkan surat penangkapan terhadap yang bersangkutan (sopir), tiga orang juga dimintai keterangan sebagai saksi. Mereka pemilik mobil dan dua peserta karnaval,” jelasnya.
Pengemudi pikap dijerat Pasal 310 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Karena kelalaiannya menyebabkan kecelakaan hingga menimbulkan korban jiwa dan luka.
“Pengemudi tidak dapat menguasai kendaraan, ketika melewati jalan menurun. Meskipun rem dalam kondisi berfungsi dengan baik. Sopir ditetapkan tersangka dengan Pasal 310 Undang-Undang tentang lalu lintas dan angkutan jalan,” beber Taufik.
(Red)
