Razia
Sebanyak 17.565 Warga Terjaring Operasi Patuh Musi

Foto: Pelanggar terjaring Operasi Patuh Musi 2023 di Palembang dihukum push up.
Palembang – Berita Patroli – Sebanyak 17.565 pelanggar lalu lintas terjaring Operasi Patuh Musi 2023 yang digelar Direktorat Lalulintas Polda Sumatera Selatan selama sepekan. Dari total belasan ribu pelanggaran tersebut, ada tiga kasus yang menjadi sorotan.
Diketahui, Operasi Patuh Musi digelar tanggal 10-23 Juli 2023 guna untuk meningkatkan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas serta menekan angka kecelakaan.
Kabag Ops Ditlantas Polda Sumsel AKBP Rendy Surya mengatakan, kurun waktu sepekan dilaksanakan, hingga Senin (17/7/2023) kemarin, setidaknya sudah 17.565 pelanggar yang terjaring operasi tersebut.
“Selama tujuh hari dilaksanakan, sejak tanggal 10-17 Juli jumlah pelanggar yang terdata sejak dimulainya operasi sampai minggu pertama ini ada 17.565 kasus pelanggaran,” kata AKBP Rendy dikonfirmasi wartawan, Selasa (18/7/2023).
Menurutnya, puluhan ribu pelanggaran itu merupakan gabungan dari pelanggaran yang di antaranya, terekam kamera ETLE, tilang dan teguran. Dari total pelanggaran yang terdata itu, Rendy mengungkap ada 3 kasus yang menonjol dan menjadi sorotan.
“Itu data gabungan ya, dari ETLE statis, tilang dan teguran. Dari delapan bentuk pelanggaran yang tercatat ada tiga yang menonjol dan paling banyak dilanggar,” kata Rendy.
Diungkapkan Rendy, pelanggaran lalu lintas paling tinggi yang dilakukan masyarakat di Sumsel, yakni malasnya warga memakai helm saat bersepeda motor, baik pengemudi maupun penumpang.
“Dari ranking paling tinggi pelanggaran paling banyak itu pengendara motor yang tidak memakai helm,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, yang menduduki ranking kedua yakni banyaknya pengendara motor dan mobil yang nekat melintas lawan arah.
“Yang kedua itu pelanggaran melawan arus baik R2 (motor) dan R4 (mobil),” katanya.
Di posisi ketiga, yang perlu menjadi catatan para orang tua yakni banyaknya pelanggaran pengguna kendaraan motor yang masih di bawah umur.
“Nah di urutan ketiga itu yang terjaring yakni anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor,” terangnya.
Untuk posisi keempat dan selanjutnya, katanya, ada juga pelanggaran sepeda motor berboncengan lebih dari dua orang, kemudian berkendara dengan melebihi batas kecepatan, lalu menggunakan HP saat berkendara, pengendara mobil yang tidak pakai safety belt dan terakhir kendaraan yang tak menggunakan pelat nomor polisi (TNKB).
(Red)
