Berita Nasional
Ratusan korban investasi bodong Narada Asset Management mengadu LQ Indonesia Firm
Surabaya – Berita Patroli
Puluhan perwakilan dari 500 nasabah Narada Asset Management yang menjadi korban investasi reksa dana mengadu ke kantor LQ Indonesia Firm di Gedung BRI Tower Lantai VII, Jl Basuki Rahmat, Surabaya, Senin (18/04/2022).
Ratusan nasabah ini memberikan kuasa kepada LQ Indonesia Firm karena kasus investasi tersebut hingga saat ini tidak ada kepastian hukum. Padahal kasusnya sudah dilaporkan sejak 2 tahun lalu. Bahkan pelaku yang membawa uang nasabah sebesar Rp 530 miliar belum ditangkap.
Freddy perwakilan korban mengatakan, bahwa pihaknya sudah melaporkan kasus penipuan reksa dana itu ke Polrestabes Surabaya melalui kuasa hukum sebelumnya.
“Kami sudah melaporkan kasus ini sejak 2 tahun lalu ke Polrestabes Surabaya. Namun hingga saat ini kami tidak mendapat kepastian dan juga tidak mendapat kabar dari kuasa hukum kami sebelumnya,” ungkapnya.
Karena tidak mendapat kepastian hukum, lanjut Freddy, pihaknya pun akhirnya memberikan kuasa ke LQ Indonesia Firm.
“Kami nasabah Narada Asset Management menguasakan ke LQ Indonesia Firm untuk dapat kepastian hukum,” pungkasnya.
Sementara Ketua LQ Indonesia Firm Alfin Lim menyatakan, penipuan reksa dana Narada Asset Management ini diduga ada keterlibatan pihak lain, sehingga kasus yang dilaporkan ke Polrestabes Surabaya hingga kini tidak mendapat kepastian hukum.
“Secara administrasi, Rexadana ini tercatat berada dibawah pengawasan otoritas jasa keuangan (OJK), jadi kami mencurigai adanya keterlibatan pihak pihak lain itu,” ujarnya.
Alfin menjelaskan, dalam modus dugaan penipuan reksa dana Narada Asset Management adalah menawarkan investasi dengan bunga fiks dan akan dicairkan sesuai dengan perjanjian.
“Jadi para korban ini dijanjikan keuntungan bunga fiks sesuai modal yang diinvestasikan, namun mereka selalu meminta kepada klien kami untuk melakukan top up,” jelasnya.
Namun, selain keuntungan bunga yang dijanjikan sesuai proposal tidak didapat, menurut Alfin Lim, kliennya juga tidak bisa menarik dana yang sudah di investasikan, sehingga dilakukan langkah hukum dengan melaporkan ke Polrestabes Surabaya.
“Sudah dilaporkan ke Polrestabes Surabaya, namun tidak ada proses hukum, Narada Aset Management ini sendiri berada dibawah pengawasan OJK ya bisa jadi mereka juga terlibat. Dan kalau ada penyidik yang lalai dan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, Kapolrestabes harus menindak anak buahnya,” pungkasnya. (Tomy)
