JATIM
Pasar Ekstrem Surabaya Sudah Ada Sejak 53 Tahun Silam

Pasar Dupak Magersari yang berada di pelintasan KA dekat PGS Surabaya.
Surabaya – Berita Patroli – Suara sirene terdengar dari kejauhan sebagai pertanda datangnya kereta api. Sirene itu juga menjadi petanda bahwa aktivitas jual beli di Pasar Dupak Magersari harus dihentikan sementara.
Para pedagang dan pembeli yang sudah hafal betul dengan situasi itu dengan sigap mengangkut beberapa barang dagangan yang berada di lintasan kereta, termasuk payung yang biasanya ditancapkan di tepi pelintasan KA.
“Eh awas onok sepur (Ada kereta api) lewat,” teriak Febi, seorang penjaga parkir di sekitar lokasi pasar tersebut sembari meniupkan peluitnya, Jumat (28/7/2023).
Dengan bermodal sempritan, ia pun sering kali mengingatkan para pedagang jika kereta akan melintas. Aktivitas di pasar ekstrem yang seakan menantang maut itu, selalu terjadi setiap pagi hari.
“Kita saling mengingatkan, biasanya pedagang sendiri yang mengingatkan. Tapi saya juga sering mengingatkan kalau ada kereta akan melintas,” ujar Febi.
Itulah suasana pagi di Pasar Dupak Magersari. Karena situasi seperti itulah pasar yang ada di dekat Pasar Turi dan Pasar Grosir Surabaya (PGS) itu juga dikenal sebagai Pasar Ekstrem Dupak Magersari.
Lokasinya yang strategis karena dekat dengan permukiman penduduk yang cukup padat menjadikannya sebagai salah satu alternatif bagi warga untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.
Menurut Febi, di Pasar Dupak Magersari, ada dua pelintasan kereta api. Dan itu sebagian digunakan untuk pedagang berjualan. Setiap pagi ada 3 hingga 4 kali kereta yang melintas.
Salah satu pembeli di Pasar Dupak Magersari bernama Via mengaku sudah terbiasa belanja di lokasi itu. Alasan utamanya karena Pasar Ekstrem Dupak Magersari dekat dengan rumahnya. Selain itu, harganya juga lebih terjangkau dari pasar lainnya.
“Iya setiap pagi (belanja), biasanya beli ikan, sayur. Di sini komplit,” ungkap Via.
Via mengaku sudah 10 tahun selalu berbelanja di Pasar Dupak Magersari. Dia pun mengaku terbiasa dengan belanja di situ. Meski sering kali kereta api melintas.
“Kalau ada kereta akan ada suaranya juga. Ada juga yang menjaga di sini dan ada yang mengingatkan. Iya aman,” ungkap Via.
Berdasarkan informasi yang didapatkan wartawan dari catatan PT KAI, Pasar Dupak Magersari itu sudah ada sejak sekitar tahun 1970. Artinya pasar tersebut sudah beroperasi sejak 53 tahun silam.
Siti (41), salah satu pedagang di pasar itu membenarkan bahwa Pasar Dupak Magersari itu sudah ada sejak lama. Ia mengaku saat ini dirinya hanya meneruskan usaha orang tuanya yang sudah belasan tahun berdagang di pasar itu.
“Sudah 5 tahun berjualan. Mulai jam 5 pagi sampai jam 9,” ungkap Siti.
Siti yang sudah 5 tahun berjualan di bantaran rel kereta api Dupak Magersari mengaku awal-awal berjualan merasa takut karena dekat rel kereta api. Namun, lambat laun, dirinya menjadi terbiasa.
“Kalau pertama ya takut, sekarang sudah biasa. (Kalau ada kereta melintas) iya saling mengingatkan. Awas ada kereta minggir-minggir gitu. Kan sudah ada tanda-tanda kalau ada kereta mau lewat. Biasanya payungnya aja yang dipinggirin. Kalau dagangannya, kan, sudah di pinggir,” kata Siti.
(Arinta/ Tommy/ Saiful)
