Connect with us

Berita Patroli

JATIM

Sebelum Tewas Dianiaya 13 Teman Satu Sel , Abdul Kadir Telepon Istri Minta Uang untuk Setoran

Istri tahanan yang tewas di Rutan Polres Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya . Berita Patroli – Abdul Kadir sempat menelepon istrinya, Sitiyah hingga empat kali sebelum dikabarkan tewas di Rutan Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Setiap kali telepon, tahanan kasus narkotika itu selalu meminta untuk dikirimi uang. Namun, Sitiyah hanya sekali mengirim uang. Kadir meninggal setelah dianiaya 13 tahanan satu sel karena tidak memberikan uang kepada mereka.

Belasan pelaku itu kini disidang di Pengadilan Negeri Surabaya. Mereka di antaranya, Bayu Aji Pangestu, Ryzal Satria Arifiandi, Moch. Rifai Alias Kacong, Mansur, Agung Pribadi, Fahmi Kurnia Efendi, Dery Triawan Putra, Muhammad Rafi Subahtiar, Soni Reporwarno, M. Sobirin, A. Farid, Novan Wijaya Hartanto dan Sulaiman.

Menurut Sitiyah, suaminya itu ditahan sejak Februari lalu dalam keadaan sehat. Sepekan di dalam sel, Kadir meneleponnya secara video call. Dari balik jeruji, Kadir minta segera dikirimi uang Rp 1 juta.

“Tapi, saya transfer cuma Rp 200 tahu karena tidak punya uang,” kata Sitiyah saat bersaksi dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya kemarin (28/8).

Berselang sepekan setelah permintaan prtama, Kadir kembali menelepon untuk kali kedua. Suaminya itu kembali meminta dikirimi uang Rp 1 juta. Sitiyah tidak menuruti permintaan Kadir. Tiga pekan kemudian, Kadir kembali meminta Rp 1,5 juta.

“Saya tanya kok tambah banyak? Keadaannya sudah panik, seperti kesakitan. Tiap telepon hanya sebentar lalu dimatikan,” ucapnya.

Namun, Sitiyah tidak mengirim suaminya uang yang diminta. Berselang cukup lama, Kadir kembali meneleponnya untuk kali keempat. Kadir kembali meminta dikirimi uang Rp 1,5 juta.

“Suaranya sudah parah, lemas, ada luka-luka lebam. Dia tampak ketakutan. Saya curiga bukan suami yang ingin uang itu. Di belakang dia ada suara orang yang mendikte,” tuturnya.

Setelah itu, Sitiyah tidak pernah ditelepon sang suami. Dia justru ditelepon penyidik yang mengusut kasus suaminya. Polisi itu mengabarkan Kadir dalam keadaan kritis dan dicarikan ke rumah sakit PHC. “Sesampainya di rumah sakit, suami sudah meninggal dalam perjalanan,” ujarnya.

Saat melihat jasad Kadir, Sitiyah menemukan banyak bekas luka-luka. Bahkan, kepala almarhum suami masih mengeluarkan darah. Jaksa penuntut umum Nanik Prihandini dalam dakwaannya menjelaskan bahwa Kadir dianiaya 13 terdakwa di dalam ruang jemuran. Para terdakwa tidak membantah dakwaan jaksa.

“Karena tidak pernah kasih uang,” kata pengacara para terdakwa, Roni Brahmari. (Red)

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in JATIM

To Top