JATIM
Warga Diimbau Tak Bakar Sampah Sembarangan , Terjadi 244 Kali Kebakaran di Lahan Terbuka Surabaya
SURABAYA . Berita Patroli – Antisipasi dan penanganan kebakaran di Surabaya tak bisa dilakukan hanya oleh pemerintah.Mengingat, beberapa penyebab kebakaran juga karena akibat kelalaian masyarakat.
Data Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, ada 244 peristiwa kebakaran kategori non-bangunan atau di lahan terbuka selama 2023.
Lokasinya tersebar di beberapa kawasan.
Rinciannya, kebakaran alang-alang terjadi sebanyak 106 kali, kebakaran akibat sampah sebanyak 65 kali, dan lain-lain 73 kali.
“Kebakaran itu bencana tetapi bisa diantisipasi dengan upaya pencegahan,” kata Kepala DPKP Kota Surabaya, Dedik Irianto dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (22/8/2023).
Dedik dengan mengutip Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerangkan potensi kebakaran harus dicegah bersama.
Terutama, dalam mencegah dampak fenomena La Nina atau cuaca ekstrem di wilayah Jawa Timur.
Pemkot saat ini telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan patroli di lahan-lahan terbuka.
Terutama, patroli di lahan yang diindikasi sering terjadinya kebakaran.
“Teman-teman yang di pos, mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran.”
“Siaganya tetap setiap sekian jam, mereka keliling memantau lahan-lahan kosong yang biasa sering terbakar,” kata Dedik Irianto, Selasa (22/8/2023).
Di samping patroli, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada warga.
Pemkot saat ini telah menginstruksikan jajarannya untuk melakukan patroli di lahan-lahan terbuka.
Terutama, patroli di lahan yang diindikasi sering terjadinya kebakaran.
“Teman-teman yang di pos, mereka melakukan patroli di lahan-lahan terbuka yang sering terjadi kebakaran.”
“Siaganya tetap setiap sekian jam, mereka keliling memantau lahan-lahan kosong yang biasa sering terbakar,” kata Dedik Irianto, Selasa (22/8/2023).
Di samping patroli, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada warga.
Sebaliknya warga dapat membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang telah disediakan Pemkot Surabaya.
Selanjutnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang akan mengantar ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
“Membakar lahan terbuka pun menurut undang-undang lingkungan, juga tidak dibenarkan. Kalau bakar sampah di ruang terbuka tanpa menggunakan teknis tertentu,” jelasnya.
Selain mencegah terjadi kebakaran di lahan terbuka, DPKP Surabaya juga mengingatkan masyarakat agar memperhatikan api saat memasak.
Sebab, berdasarkan catatannya, beberapa kali telah terjadi kebakaran di Surabaya karena disebabkan kelalaian saat memasak.
“Ada beberapa kejadian kemarin sempat masak dan kelupaan sehingga terjadi kebakaran, kalau masak ditunggu dan sebagainya.”
“Angin juga kencang takutnya bisa merambat apinya ke tetangga,” ungkap dia.
Selain lalai saat memasak, kebakaran juga disebabkan karena alat elektronik. Terutama, karena arus pendek.
“Sehingga, kalau ada barang elektronik tidak digunakan maka kabelnya dicabut, jangan cuma ditekan tombolnya saja,” kata Dedik.
Dedik menyatakan, bahwa pihaknya juga getol melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan kebakaran di wilayah perkampungan.
Dalam giat itu, warga diberikan pengetahuan tentang penyebab terjadinya kebakaran dan cara pencegahannya.
Dalam sosialisasi, petugas mengenalkan fase pertumbuhan api kepada masyarakat. Biasanya, waktu krusial api berada di empat menit pertama sejak fase awal muncul.
Saat itu, warga pun tidak panik ketika terjadi kebakaran.
“Lakukan penanganan awal dan menghubungi Command Center 112. Respon time kami tujuh menit, padahal krusialnya fase api di empat menit.”
“Kalau warga melakukan pemadaman awal dengan alat tradisional, seperti anduk basah dan sebagainya, kami akan latih,” katanya. (Red)
