Hukum dan Kriminal
Kasus Hacker Pembobol Rekening Rp 1,4 M dengan Modus Kirim File Undangan Nikah Dilimpahkan ke Kejari Malang

Pelaku komplotan hacker pembobol rekening Rp 1,4 M
Surabaya – Polisi telah mengamankan seorang anggota sindikat hacker yang menguras rekening warga Lawang, Malang hingga miliaran rupiah. Pelaku adalah Gerri Harri Wijaya, seorang kuli panggul berusia 35 tahun asal Palembang.
Data yang diperoleh detikJatim menyebut, Gerri menguras rekening perempuan asal Lawang senilai Rp 1,4 miliar. Dalam melancarkan aksinya, Gerri menggunakan modus mengirim aplikasi (Apk) undangan nikah melalui WhatsApp (WA).
Kasubdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim AKBP Henri Novere mengatakan, Gerri dibekuk di salah satu tempat persembunyiannya di Kota Palembang pada Rabu (26/7/2023). Penangkapan ini usai korban melaporkan kejadian itu pada Rabu (5/7/2023).
Usai menjalani serangkaian penyelidikan dan penyidikan, pada Rabu (18/10/2023) pagi, berkas perkara kasus ini dinyatakan lengkap atau P-21. Lalu, penyidik Unit I Subdit V Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jatim melimpahkan berkas beserta tersangka ke Kejari Malang.
Henri mengatakan Gerri tidak sendirian dalam melancarkan aksinya. Ia menegaskan Gerri tergabung dalam sebuah sindikat dan sampai kini masih mendalami hal itu.
“Kasus ini akan dilimpahkan ke Kejari Malang hari ini. Korbannya orang Malang,” kata Henri di Polda Jatim, Rabu (18/10/2023).
Henri menyebut, Gerri berperan membuat nomor rekening. Tujuannya, untuk menampung uang hasil kejahatan dari para korban yang telah terhimpun selama 5 tahun atau sejak 2018.
Tapi, Gerri mengaku tak mempunyai kelihaian untuk melakukan hack atau meretas. Menurutnya, bahasa pemrograman IT dasar saja tak dikuasainya.
“G (Gerri) tidak ada kemampuan memanipulasi menggunakan aplikasi,” ujarnya.
Gerri mengaku mendapat keuntungan sekitar Rp 500 ribu dari setiap rekening korban yang masuk. Uang itu pun diakui telah habis seketika untuk memenuhi kebutuhan hariannya.
Ketika didalami, sambung dia, G menipu para korban menggunakan modus menyebar aplikasi fiktif secara acak. Dari tangan Gerri, polisi menyita kartu ATM, buku tabungan, hingga gawai pelaku sebagai barang bukti. Kini, pria yang bekerja sebagai kuli panggul sekaligus penjaga salah satu pasar Kota Palembang itu harus mempertanggungjawabkan ulahnya di dalam penjara.
(Red)
