Hukum dan Kriminal
Senjata dan Amunisi Disita, Penjual-Pembeli Senpi Rakitan di Jember Ditangkap

Dua pembeli dan penjual senpi rakitan ditangkap polisi Jember.
Jember – Berita Patroli – Dua orang diduga pembeli dan penjual senjata api (senpi) rakitan ditangkap polisi Jember. Sepucuk senjata api rakitan bersama 12 amunisi kaliber 22 turut diamankan sebagai barang bukti.
Menurut Wakapolres Jember Kompol Hendry Ibnu Indarto, kedua tersangka merupakan warga Banyuwangi. Mereka adalah PW (43) warga Desa/Kecamatan Cluring dan SN (66) warga Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung.
Penangkapan bermula dari laporan masyarakat pada Minggu (16/7/2023), bahwa akan ada transaksi jual beli senpi rakitan di Kecamatan Balung, Jember.
“Berbekal laporan itu, Tim Kalong Resmob Satreskrim Polres Jember melakukan pengintaian. Kemudian ditangkap lah PW di wilayah Balung,” kata Hendry, Kamis (20/7/2023).
Dalam penangkapan itu, polisi berhasil menyita sepucuk senpi rakitan beserta 12 amunisi dengan kaliber 22. Menurut Hendry, PW merupakan pembeli senpi tersebut.
“PW pembeli senpi rakitan, kemudian kita interogasi dari mana dia membeli senpi rakitan itu,” katanya.
Dari interogasi itu, PW mengaku membeli senpi dari SN. “Kemudian kita langsung melakukan pengejaran dan berhasil menangkap tersangka SN di Banyuwangi,” jelas Hendry.
SN pun mengakui perbuatannya. Namun SN menegaskan bahwa dia hanya menjualkan dan mendapat komisi Rp 300 ribu. Senpi itu adalah milik GH (35) warga Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi.
“Tapi ketika kita akan melakukan penangkapan terhadap GH, ternyata yang bersangkutan sudah kabur,” kata Hendry.
Lebih lanjut Hendry menjelaskan, bahwa saat itu SN menjual dua senpi rakitan kepada PW dan SH (49) warga Muncar, Banyuwangi. Dua senpi itu dijual dengan harga Rp 5,2 juta. “Tapi PW dan SH baru bayar Rp 3,9 juta. Belum bayar lunas,” sambungnya.
Polisi belum berhasil menangkap SH karena sudah kabur saat akan dilakukan penangkapan. Baik SH mau pun GH saat ini masih buron dan masuk Daftar Pencarian Orang.
“Jadi SH dan GH ini belum tertangkap dan saat ini sudah kita tetapkan sebagai DPO,” tegas Hendry.
Dia menambahkan bahwa senpi rakitan yang dikuasai tersangka itu belum pernah digunakan sama sekali. “Tapi tentunya kita tidak percaya begitu, masih terus kita dalami,” sambungnya.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat dengan pasal 1 ayat (1) Undang-undang Darurat Nomor 12 tahun 1951. “Ancaman hukumannya seumur hidup, atau setinggi-tingginya 20 tahun penjara,” pungkas Hendry.
(Red)
