Berita Nasional
Tak kuat Jalani Pidana Sendirian ,Pamen Polda AKBP DD, Seret Mantan Istri Kapolda Sumsel, Terima Uang Pelicin Bintara Polri 2016
Berita PATROLI Palembang – Pamen Polri, tak kuat jalani pidana sendirian
AKBP DD, Seret Mantan Petinggi Polda Sumsel, Diduga Terima Uang Pelicin Bintara Polri 2016. Sidang kasus gratifikasi penerimaan calon siswa Bintara Polri 2016 lalu sudah menyeret banyak mantan perwira Polda Sumsel.
Kali ini beberapa saksi turut beraksi atas kasus dakwaan terhadap AKBP EK, seorang perwira kepolisian yang diduga turut dalam tindakan gratifikasi penerimaan calon Bintara Polri 2016 tersebut.
Dalam sidang ini, beberapa saksi dihadirkan diantaranya AKBP DD, yang merupakan perwira lainnya kemudian berkata jujur dan mengungkap semuanya.
Dia pun bernyanyi dan akibat Nyanyian AKBP DD ini, bisa jadi akan ada Petinggi Polda Sumsel Terseret Diduga Terima Uang Pelicin Bintara Polri.
Terkait dengan hal ini, Kasi Tindak Pidana Khusus Kejari Palembang, Dede M Yasin, melalui Kasubsi Penuntutan Kejari Palembang, Hendy mengatakan, pihaknya tidak bisa berbicara banyak.
Pasalnya hal tersebut merupakan wewenang dari pihak penyidiknya.
“Karena berkas-berkas perkara ini merupakan dari Polri, JPU hanya menyidangkan berkas yang diajukan atau dilimpahkan oleh penyidik. Terkait nanti adanya calon tersangka baru itu kewenangan penyidik,” ujar Hendy.
Fakta-Fakta
Seperti diketahui, sidang Perkara dugaan Gratifikasi Penerimaan Calon Siswa (Casis) Bintara Polri tahun 2016 yang dijadwalkan hari ini, Senin (15/3/2021) ditunda.
Dalam perkara ini, seorang perwira kepolisian bernama AKBP EK, diduga melakukan tindakan grafitikasi, sehingga menjeratnya menjadi tersangka.
Kasi Tindak Pidana Khusus Kejari Palembang, Dede M Yasin, melalui Kasubsi Penuntutan Kejari Palembang, Hendy mengatakan penundaan tersebut dikarenakan tuntutan terhadap terdakwa EK, tuntutan masih akan dirampungkan.
“Ditunda dikarenakan masih merampungkan surat tuntutan.Untuk pembacaan tuntutan tentu kami tidak bisa sembarangan, kami mencoba untuk mematangkan tuntutan kepada terdakwa,” jelas Endi saat di Konfirmasi di Kejari Palembang, Senin (15/3/2021).
Ia menjelaskan bahwasanya tuntutan terhadap terdakwa AKBP EK, sendiri dimatangkan oleh pihak JPU Kejari Palembang.
“Namun untuk diketahui di dalam P16 nya, selain nama Jaksa dari Kejari Palembang, juga ada nama jaksa dari kejagung. Maka untuk tuntutan terhadap terdakwa nantinya juga diketahui oleh pihak jaksa kejangung,”jelasnya.
Kemungkinan ada Tersangka Baru?
Disinggung akan ada penetapan nama tersangka baru dalam perkara ini, hendi mengatakan pihaknya tidak bisa berbicara banyak.
Sekalipun adanya penetapan dari majelis hakim, atau pengadilan negeri jika nama baru ditetapkan menjadi tersangka, JPU hanya menjalankan penetapannya saja.
Yang mana pada dasarnya jika adanya penetapan tersangka baru, merupakan wewenang dari penyidik, dalam perkara ini yakni Penyidik Polri.
Dikonfirmasi terpisah, Kuasa Hukum terdakwa, Supendi SH MH mengatakan pihaknya hanya menunggu saja.
“Tuntutan itukan haknya JPU, kami selaku kuasa hukum terdakwa hanya bisa menunggu jadwal sidang selanjutnya, dan dari hasil sidang nantinya baru kami akan menyiapkan apa saja yang diperlukan untuk perkara ini selanjutnya,” ujar Supendi.
Diberitakan sebelumnya, Pada sidang yang digelar secara virtual, yang diketuai oleh hakim Abu Hanifah SH MH, Jaksa Penuntut Umum menghadirkan 4 orang saksi.
Saksi yang dihadirkan yakni, BM (polri dari mabes polri), AS (polri)
Kemudian AKBP DD (polri), dan MS (Psikologi).
Dalam persidangan tersebut, salah seorang saksi bernama Deni Dharmapala memberikan keternagan dan menyebut adanya keterlibatan Ibu Kapolda didalam perkara ini.
Dalam keterangannya DD menyampaikan, saat proses penerimaan calon siswa (casis) Bintara Polri tahun ajaran 2016 lalu, ia sempat menerima titipan amplop dari orang terdekat petinggi Polda Sumsel yang diberikan melalui saksi Rf.
“Ada amplop titipan dari Rf. Kata Rf ini dari ibu kapolda, tolong diatensi,” ujarnya saat memberikan kesaksian kemarin,
Mendengar kesaksian tersebut, majelis hakim yang diketuai Abu Hanifah lantas meminta
Deni untuk mempertegas kesaksiannya.
“Kamu tahu dari mana kalau itu atensi ibu kapolda,” ujar hakim.
Secara gamblang, DD langsung menjawab bahwa itu adalah perintah langsung dari Rifan.
“Oh Rf yang ajudan kapolda itu ya,” ujar hakim yang langsung dibenarkan oleh DD
Tak cukup disitu, hakim kembali mencecar DD dengan pertanyaan terkait isi amplop yang dititipkan.
DD menerangkan bahwa saat dibuka, ia mendapati ada 30 nama casis tahun angkatan 2016 yang akan dibantu hingga lulus.
DD mengakui, setelah mendapat amplop titipan tersebut, ia langsung menyerahkannya ke AKBP SY yang saat itu menjabat sekretaris panitia pemeriksaan kesehatan seleksi penerimaan casis bintara polri tahun angkatan 2016.
Diketahui saat ini AKBP SY sudah diputus bersalah atas kasus serupa dan divonis menjalani 5 tahun penjara dan denda Rp 200 juta karena terbukti menerima uang suap sebesar Rp.6,5 miliar dalam penerimaan bintara Polri tahun angkatan 2016. ( Andi/Marihot )
