Sedot pasir mekanik ilegal Tulungagung marak penegakan hukum lemah.

Tulungagung Berita Patroli – 3 desa yang menjadi lokasi sedotan pasir ilegal berada di desa Pakel. Pingirsari. Srikaton kec. Ngantru. Dari lokasi- lokasi sedotan mekanik ilegal ini sudah di koordinir oleh beberapa tokoh pemuda dan tokoh masyarakat setempat.

Hasil infetigasi di salah satu lokasi sedotan di desa Srikaton tampak puluhan mesin diesel berjejer disepanjang aliran brantas.Dari keterangan salah satu penyedot mengatakan, dirinya hanya menjalankan prentah big bos.Untuk upah harian biasa diambilkan dari rittase jumlah hasil pasir yang berhasil terjual,saya kalau musim proyek jalan gini sehari bisa dapat 4-7 truk pasir,” Untuk bahan bakar kita pake solar kuning mas,”ujar pak man.

Hasil sedotan pasir biasanya langsung dijual ke pembeli asal dan dalam kota Tulungagung dengan harga antara 900 – 1,2 juta per dump truk isi 7-8 kubik.Beberapa penyedot ada juga yang menampung hasil (stockfille) edotan pasir di pingir jalan sepanjang kanan kiri jalan umum desa Srikaton – Pingirsari.Dari lokasi penambungan pasir sementara dipingir jalan ini tak jarang memakan korban laka lantas,akibat aktifitas bongkar muat pasir yang tidak ada rambu peringatan.

Meski sering menjadi penyebab laka lantas namun dinas terkait tidak pernah melakukan tindakan tegas,karena tak jarang pula beberapa armada truk di parkir di pingir jalan tanpa ada rambu ataupun tanda darurat.

Jarak penampungan pasir dengan badan jalan terlalu dekat sehingga air dan matrial pasir yang terbuang jatuh di aspal bisa menjadi penyebab laka lantas.

Jelas aktifitas sedotan pasir mekanik ini melanggar UU nomer nomer 4 2009 tentang Minerba,serta melanggar UU nomer 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup dengan ancaman 4 tahun penjara serta denda 6 milyar. serta melanggar UU nomer 22 tahun 2001 tentang migas.

Hingga berita ini diturunkan kapolsek Ngantru belum bisa di konfirmasi.