Home LAMPUNG Lakukan Aksi Demo Terkait Dugaan Pungli, Sejumlah Mahasiswa UIN Raden Intan Dianiaya...

Lakukan Aksi Demo Terkait Dugaan Pungli, Sejumlah Mahasiswa UIN Raden Intan Dianiaya Satpam Kampus

99
0
Foto: Rekaman video kericuhan satpam dan mahasiswa UIN Raden Intan Lampung.
Foto: Rekaman video kericuhan satpam dan mahasiswa UIN Raden Intan Lampung.

Bandar Lampung – Berita Patroli – Sejumlah mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan dianiaya satpam kampus saat menggelar aksi demo terkait dugaan pungli di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan.

Dari video yang diterima detikSumbagsel tampak sejumlah mahasiswa awalnya terlibat cekcok dengan sekumpulan satpam saat unjuk rasa berlangsung.

Tak lama, para satpam tersebut memaksa mahasiswa untuk menghentikan aksi demo tersebut di depan Gedung Rektorat UIN Raden Intan itu. Dalam video itu juga terlihat, satu mahasiswa terkapar di rumput, disebut karena perutnya ditendang satpam.

Sejumlah wartawan mencoba mengkonfirmasi pihak UIN Raden Intan. Namun hingga kini belum ada keterangan lengkap terkait peristiwa tersebut.

“Mohon maaf, saya lagi di Tanggamus. Untuk kronologi peristiwa itu saya juga belum mendapatkan laporan seperti apa,” kata Humas UIN Raden Intan, Anis Handayani, Jumat (26/5/2023).

Sementara, Ketua Kopri UIN Raden Intan, Camelia Carmilita selaku perwakilan mahasiswa mengatakan, awalnya para mahasiswa berunjuk rasa terkait adanya dugaan pungli di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

“Iya peristiwa itu kemarin (Kamis). Awalnya kami mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan berkumpul depan perpustakaan pusat untuk menyampaikan aspirasi terkait dugaan adanya pungli,” katanya, Jumat (26/5/2023).

Terkait dugaan pungli yang didemo mahasiswa, dia menjelaskan, dugaan bermula dari pungutan uang sebesar Rp 400 ribu untuk seminar proposal.

“Tuntutan kami itu terkait pungli dan gratifikasi di fakultas, pungli itu sifatnya mahasiswa disuruh bayar sempro, lalu munaqosyah dan intinya kami dipaksa bayar selain di UKT. Padahal dalam aturan pembayaran hanya ada di UKT, untuk besaran uang kegiatan yang diminta mulai Rp 300 ribu – Rp 400 ribuan itu untuk seminar proposal,” terang dia.

Terkait peristiwa penganiayaan, Camelia bercerita peristiwa itu terjadi ketika mereka menggeser aksi ke Gedung Rektorat UIN Raden Intan.

“Kami awalnya mau aksi damai dan tertib, kami minta ke Satpam maju sedikit agar tidak kepanasan. Kami sudah berorasi lama, jadi kami minta masuk ke daerah teras Rektorat namun tidak diindahkan sama Satpam. Posisi Satpam juga panas-panasan bareng kami, lalu mungkin tersulut emosi atau bagaimana, maka Satpam dan mahasiswa saling tunjuk,” ujar dia.

“Kami coba menjelaskan bahwa aksi kami itu damai dan terdidik, kami tidak mau ada kericuhan. Namun tiba-tiba Satpam maju dengan nada emosi, lalu salah satu Satpam mukul mahasiswa hingga terjadi kericuhan. Lalu ada satu mahasiswa kena terjang Satpam hingga alami sakit di bagian dada lalu dikeroyok dan pingsan, jadi yang awali mukul itu Satpam,” terangnya ketika dihubungi.

Atas peristiwa itu, ia melanjutkan satu mahasiswa berinisial IM dibawa ke RS Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

“Iya awalnya kami bawa ke klinik kampus, kemudian dirujuk ke RS Abdul Moeloek,” ucapnya.

Dia juga menuturkan akan melaporkan tindakan petugas keamanan kampus ke Polda Lampung atas penyerangan terhadap rekannya. (Red)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here