Connect with us

Berita Patroli

Berita Nasional

Kasubbag Protokol yang juga Saksi Pidana Korupsi Bupati Sidoarjo meninggal , karena terpapar Virus Covid 19

Berita Patroli Sidoarjo – Saksi pidana Korupsi yang melibatkan Bupati Kab Sidoarjo Jawa timur, menghembuskan nafas terakhirnya, karena penyakit bawaan Diabetes yang tinggi dan dibarengi dengan terpaparnya Virus Covid 19, Corona.

Budiman Sarjana hukum, menghembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUD Sidoarjo. Selama sembilan hari sejak 29 Juni, dia dirawat di ruang isolasi khusus (RIK). ”Empat hari menggunakan ventilator,” kata Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan SpP.

Berdasar uji usap (swab test), Budiman dinyatakan positif Covid-19. Selain itu, ada pneumonia. Kondisinya terus menurun. Bahkan, sejak Minggu malam (6/7), dia mengalami koma hingga dinyatakan meninggal kemarin. Atok menambahkan, Budiman diketahui memiliki penyakit penyerta. Yakni, diabetes melitus. Kadar gulanya cukup tinggi.

Beberapa ucapan bela sungkawa dari para pejabat Kab Sidoarjo dan Pemprov Jawa Timur

Plt Bupati Nur Achmad Syaifuddin memakamkan almarhum di Pemakaman Umum Sugih Waras, Candi, kemarin sore. Cak Nur juga sempat salat jenazah di pemakaman. ”Karena dari RSUD tadi langsung dibawa,” ujarnya.

Bagi Cak Nur, sosok pria kelahiran Sidoarjo 11 Juni 1966 tersebut sangat mengerti kebutuhan pimpinan. ”Sangat telaten melayani, juga baik. Bekerja bukan hanya raganya, melainkan hatinya juga,” katanya. Bahkan, almarhum ahli puasa. Senin–Kamis rutin. Puasa Daud juga. ”Yang sehari puasa sehari tidak itu. Beliau sering,” ungkap Cak Nur.

Cak Nur mengaku kaget begitu mendengar kabar Budiman tutup usia. Selama mengenal almarhum, Cak Nur jarang mendapati Budiman sakit. Sebelumnya tidak ada masalah. Sehat-sehat saja.

”Bahkan, kami sempat umrah bareng keluarganya. Juga tidak pernah mengeluh apa-apa,” ujarnya.

Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman membenarkan bahwa Budiman dinyatakan terpapar Covid-19. Terkait dengan penularan, belum dapat dipastikan di mana dan tertular siapa. Sebab, saat ini virus tersebut sudah menyebar. Bukan hanya di tempat yang dicurigai sebagai klaster.

Buktinya, orang yang tidak terduga hasil swab-nya positif. Dia tidak memiliki riwayat berhubungan dengan penderita Covid-19. Hal itu menjadikan penambahan kasus positif Covid-19 terus terjadi. ”Hari ini ada penambahan kasus 64,” kata Syaf.

Namun, angka kesembuhan juga tinggi. Sudah ada 356 warga yang dinyatakan sembuh. Sementara itu, yang meninggal 131 orang. Selang sehari kemarin, kesembuhan bertambah 65 orang. Jumlah tersebut diyakini bertambah.

Swab Sekali Negatif Dianggap Sembuh, Jumlah pasien sembuh dari Covid-19 ternyata lebih banyak. Alasannya, pasien sembuh belum tercatat. Sebab, mereka belum dua kali uji usap (swab test). Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memprediksi tambahan pasien sembuh lebih dari 300 orang.

Plt Bupati Sidoarjo Nur Achmad Syaifuddin kemarin siang melangsungkan rapat bersama gugus tugas dan perwakilan seluruh rumah sakit rujukan Covid-19. Tujuannya, ada pendataan ter-update sesuai aturan yang berlaku saat ini. Sebab, terdapat perubahan regulasi. Contohnya, dulu WHO mengharuskan uji usap dua kali baru pasien boleh pulang. Sekarang berubah. Cukup sekali, pasien boleh pulang. Bahkan, pasien yang tidak bergejala bisa dipulangkan.

’’Yang tidak bergejala bisa keluar. Pasien baru yang bergejala diutamakan. Yang tidak bergejala, meski positif, akan diletakkan di ruang isolasi. Bahkan bisa isolasi mandiri,’’ ujar Cak Nur, sapaan akrabnya. Dia menyebut perubahan regulasi tersebut harus direspons dengan pendataan cepat. Jika dilakukan pendataan model lama, banyak yang sebenarnya sudah sembuh, tetapi belum terdata.

’’Sehingga angka sembuh masih sedikit,’’ katanya. Namun, pendataan tetap tidak boleh sembarangan. Selain dari data RS, pihak terkait harus melihat data di babinsa, bhabinkamtibmas, dan desa.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo drg Syaf Satriawarman menjelaskan, data angka kesembuhan di Sidoarjo masih merujuk pada aturan menteri kesehatan yang mengharuskan dua kali uji usap negatif.

Sebab, langkah itu butuh waktu lama. Sekarang ada ketentuan baru dari WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Bahkan, regulasi tersebut sudah dipakai di RSUD dr Soetomo dan RSUD Saiful Anwar.

Karena itu, dinkes akan mengeluarkan surat pemberitahuan ke seluruh rumah sakit rujukan dan pelayanan kesehatan di puskesmas. Isinya, pasien OTG yang sudah uji usap negatif sekali, lalu tidak ada perubahan pada fisiknya atau tidak ada gejala, boleh dinyatakan sembuh. ’’Dalam waktu dekat kami mengeluarkan angka sembuh lebih dari 300 orang,’’ kata Syaf.

Nah, pasien tersebut nanti juga dipulangkan. Sebab, saat ini masih ada sebagian yang masih di RS. Meski ternyata juga sudah ada yang kembali beraktivitas normal. Mereka baru uji usap negatif sekali dan tanpa ada gejala.

’’Mereka sudah ke pasar karena memang sudah sehat. Hanya data sembuhnya yang belum karena ketentuan mengharuskan dua kali itu,’’ jelas Syaf.

Surat kesembuhan mereka belum keluar karena menganut ketentuan lama. Nah, dinkes mulai mendata lagi. Seluruh OTG yang sudah uji usap negatif sekali akan diberi surat sehat. Puskesmas atau RS bisa mengeluarkan surat tersebut.

Tracing Semua Nakes di Krembung dan Kedungsoko
Sementara itu, Dinkes Sidoarjo mengambil langkah antisipatif setelah meninggalnya bidan Ida Istiningtyas di Puskesmas Krembung dan Kepala Puskesmas Kedungsolo dr Agus Pramono. Semuanya di-rapid test. Hasilnya negatif. Namun, seluruhnya tetap diminta menjalani uji usap.

’’Yang meninggal kan juga sudah lama masuk RS. Sudah sepuluh hari. Pegawai juga tidak mengeluh,’’ kata Kepala Dinkes Sidoarjo dr Syaf Satriawarman SpPros. Mungkin tidak ada tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar di sana.

Pelayanan di dua puskesmas tersebut tetap berjalan. Hanya, pada Selasa (7/7) para pegawai di sana diliburkan. Syaf menuturkan bahwa upaya mencegah nakes terpapar juga terus dilakukan. Mereka sudah mendapatkan makanan tambahan. Ada susu, telur, buah, vitamin, dan lainnya. Alat pelindung diri (APD) juga tidak kurang.

Hingga Rabu (8/7), tercatat ada lima nakes yang meninggal. Sebanyak 18 orang dirawat sampai saat ini. Meski ada yang terpapar, kebutuhan nakes di Sidoarjo masih tercukupi. Namun, jika dalam hasil uji usap banyak yang positif di dua puskesmas tadi, dinkes harus mencukupi kebutuhan dengan nakes yang sudah ada.

’’Secara umum, ada perawat yang akan ditempatkan di Puskesmas Sidodadi dan Gedangan. Jumlahnya mencapai 53 orang,’’ jelasnya. Karena dua puskesmas baru itu belum beroperasi, sekarang mereka diperbantukan di hotel, MPP, dan sebagian di dinkes. Kalau keadaan mendesak, mereka bisa membantu Puskesmas Krembung dan Kedungsolo. ’’Jadi, aman lah,’’ tandas Syaf. ( Arinta / wawan / khamim )

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

More in Berita Nasional

To Top