BREAKING NEWS
Pemkab Blitar Gelar Festival Racik dan Linting Tembakau Perdana

Dok. Pemkab Blitar
Blitar – Berita Patroli – Festival meracik dan melinting tembakau digelar di Blitar. Acara perdana di Blitar ini diikuti milenial yang antusias beralih ke rokok lintingan.
Acara digelar selama dua hari sejak Sabtu (4/11/2023) sampai minggu malam. Di luar dugaan panitia, pesertanya sangat banyak. Terutama dari generasi milenial.
Hampir 40 peserta ikut meracik dan dilanjutkan dengan melinting daun tembakau yang disediakan panitia. Ada dua jenis tembakau rajangan yang disediakan, yakni tembakau lokal Blitar dan tembakau dari luar Blitar.
Menurut Ketua Panitia, Rian, setiap peserta diwajibkan meracik dengan komposisi 50:50 untuk tembakau lokal Blitar dan tembakau luar Blitar. Karena tembakau varietas lokal Blitar mempunyai karakter berat, sehingga butuh di-blending dengan tembakau yang karakternya ringan.
“Kalau tembakau lokal Blitar semua racikannya sangat berat ya. Jadi di lomba ini, setiap peserta harus meracik dengan komposisi 50 persen tembakau lokal dan 50 persen tembakau luar Blitar,” jelas Rian kepada tim media, Minggu (5/11/2023).
Peserta tampak antusias dalam lomba meracik dan melinting tembakau kali ini. Beberapa manula tampak ikut. Mereka merupakan petani tembakau. Sementara peserta yang muda adalah mereka yang beralih ke rokok lintingan.
Festival digelar di halaman barat Kantor Kabupaten Blitar.
“Saya ikut lomba karena penasaran. Seperti apa sih rasanya tembakau lokal Blitar itu. Soalnya di toko-toko tembakau di sini malah gak terkenal,” kata Kakok, penikmat rokok lintingan dari Kota Blitar.
Juri dalam lomba ini yakni ahli tembakau pabrikan di Pasuruan. Panitia memberikan apresiasi bagi pemenang berupa uang tunai sebesar Rp 2 juta bagi juara 1, Rp 1,5 juta bagi juara 2 dan Rp 1 juta bagi juara 3. Mereka yang menang adalah yang hasil racikannya bisa dinikmati secara komposisi rasa, dan keseimbangan saat dihisab bisa dinikmati banyak penikmat rokok lintingan.
Festival meracik dan melinting tembakau ini merupakan event perdana yang digelar di Blitar. Event semacam ini sudah kerap digelar di wilayah sentra produsen tembakau di Jateng, seperti wilayah Temanggung atau Kudus.
Kabid Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Blitar, Lukas Supriyanto mengatakan acara ini sebagai sosialisasi telah diluncurkannya lima varietas lokal tembakau Blitar. Ini merupakan progres upaya pemurnian tembakau Selopuro yang sangat terkenal di masa lalu, dengan kualitas ekspor sampai daratan Eropa.
“Iya event ini sebagai sosialisasi pemurnian tembakau Selopuro. Kami sudah meluncurkan lima varietas tembakau lokal yang lolos uji Kementan. Namun karakteristik tembakau lokal Blitar ini nikotinnya tinggi jadi abot. Berat ketika dihisab. Karena menyesuaikan kondisi tanah tempatnya ditanam,” tutur Lukas.
Lima varietas lokal tersebut yakni Kenongo, Lulang, Sedep, Mancung dan Kalituri. Lima varietas ini punya kelebihan tahan penyakit dengan produktivitas tinggi. Dan mempunyai nilai jual tinggi yang diminati pabrik rokok.
“Seperti Sedep ini banyak pabrik rokok yang suka. Harga jualnya juga tinggi, bisa mencapai Rp 65-70 ribu per kilogram. Hanya saja sekarang masih belum banyak petani yang menanam, jadi dengan acara ini kami berharap tembakau lokal Blitar makin terkenal,” pungkasnya.
(Red)
