Berita Nasional
Kapuspen Kejagung Tinggal di Kos Milik Rafael Alun Direspons KPK

Kabag Pemberitaan KPK Ali Fikri adalah seseorang yang memiliki latar belakang jaksa.
Jakarta – Berita Patroli – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merespons Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Ketut Sumedana yang menjadi penghuni kos milik tersangka grafirikasi dan TPPU, eks pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo.
Ketut sebelumnya mengusulkan KPK untuk tidak mengosongkan indekos milik Rafael karena telah disita. Menurut Ketut, uang sewa dari para penghuni indekos yang berada di wilayah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu ditarik saja agar dapat masuk ke kas negara.
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan pihaknya telah menyita indekos milik Rafael. Kendati demikian, Ali mengatakan KPK memang belum memberitahu penghuni indekos terkait penyitaan itu.
Ali menerangkan Direktorat Pengelola Barang Bukti dan Eksekusi (Labuksi) KPK nanti yang akan melaksanakan sejumlah hal teknis seperti memasang plang penyitaan. Sementara soal pengosongan rumah kos yang telah disita tersebut, Ali mengatakan termasuk bagian teknis yang diurus Labuksi KPK.
“Itu nanti teknis oleh Pengelola Barang Bukti. Karena mereka yang tahu betul, apakah perlu dikosongkan atau seperti apa pengelolaannya, ada di Labuksi, ada Direktorat Labuksi KPK,” ujar Ali saat ditemui di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta Selatan, Selasa (4/7).
Jubir KPK yang berlatar belakang jaksa itu menerangkan Direktorat Labuksi memiliki kewajiban untuk menjaga nilai dari aset-aset yang disita lembaga antirasuah.
Dia menjelaskan masih terbuka kemungkinan untuk KPK menitipkan aset kepada penghuni guna menjaga nilai aset yang disita lebih baik.
“Nah, kebutuhannya di situ. Ketika apakah nanti perlu dikosongkan atau tetap dititipkan pada orang-orang yang ngontrak dan sebagainya, nanti termasuk hasilnya seperti apa, ya nanti akan dipikirkan dari Direktorat Pengelolaan Barang Bukti dan Eksekusi. Kecuali, kalau memang sudah inkrah misalnya, nah itu pasti ada tindakan-tindakan lebih lanjut,” jelas Ali.
Ali menyebut apabila perkara sudah inkrah dan kemudian akan dilelang, maka aset tersebut mesti dikosongkan.
Sebelumnya, Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana mengusulkan KPK untuk tidak mengosongkan indekos milik Rafael yang sudah disita.
Menurut Ketut, tidak ada pelanggaran hukum meskipun kos Rafael tetap dihuni. Uang sewa dari penghuni indekos pun dapat masuk ke kas negera.
“Saya kira tidak ada yang dilanggar, itu malah negara diuntungkan yang penting ada yang mengawasi dan mengelola, sama dengan kapal, hotel, tambang, dan lain-lain. Kalau langsung disita dan dibekukan negara malah rugi pendapatan berkurang, pajak tidak jalan, tenaga kerja bisa nganggur, itu cuma usulan, tidak maksud menghalangi,” jelas Ketut saat dihubungi wartawan, Selasa (4/7).
Namun, Ketut menegaskan dirinya hanya mengajukan usul dan tidak ada kecenderungan untuk mempertahankan indekos yang kini dihuninya.
Ketut mengaku sudah tinggal di kos milik Rafael Alun Trisambodo selama dua tahun yang lalu.
Ketut menyebut masa kontraknya di indekos itu bakal berakhir pada akhir bulan ini. Dia pun tengah mencari tempat indekos lain yang berlokasi di sekitar Kejagung.
Dia menjelaskan penghuni kos tersebut adalah pegawai dari Kejagung, Mabes Polri, PLN, PU, dan pegawai lain yang bekerja di sekitar kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
“Saya itu sudah dua kali kos di sana. Saya enggak tahu kalau itu pemiliknya RAT [Rafael Alun Trisambodo],” kata Ketut.
Ketut baru mengetahui bahwa kos itu milik Rafael setelah membaca sejumlah berita.
Kos itu termasuk aset Rafael yang disita KPK. Tetapi sebagai penghuni kos, Ketut mengaku belum menerima surat dari KPK. Tanda penyitaan juga belum terpasang.
“Plang penyitaan kan belum ada sampai sekarang. Jadi belum ada upaya mengosongkan tempat itu. Kalau dikosongkan juga kami ke luar kok,” kata Ketut.
Ketut menilai kos yang dia tempati itu termasuk kos ekonomis, karena masih banyak di sekitarnya yang disewakan dengan harga lebih tinggi. Ketut menyebut kos itu memiliki total 20 kamar. Fasilitas yang dia dapatkan adalah kamar mandi di dalam, televisi, dan AC dengan ukuran kamar 3×3. (Red)
