Hukum dan Kriminal
Mantan Manajer Koperasi Artha Megah Sempat Di Vonis Bebas, Sebelum Pada Akhirnya Dihukum 2 Tahun Bui di Kasasi

Gedung MA
Jakarta – Mahkamah Agung (MA) menghukum Cherry Dewayanto selama 2 tahun penjara dalam kasus penggelapan. Mantan Manajer Koperasi Artha Megah, Solo, itu sebelumnya divonis bebas oleh Pengadilan Negeri (PN) Purwokerto.
Sebagaimana dikutip dari putusan yang dilansir website MA, Rabu (31/5/2023), kasus bermula saat Hasan Budiman meminjam uang ke Koperasi Artha Megah pada 26 Juli 2005. Hasan meminjam uang Rp 2 miliar dengan agunan beberapa bidang tanah di Banyumas. Belakangan Hasan kembali meminjam lagi sebesar Rp 3 miliar.
Setelah jatuh tempo, Hasan Budiman tidak bisa melunasi utangnya, Koperasi Artha Megah Solo kemudian melelang agunan tanah tersebut. Ditunjuklah Cherry Dewayanto untuk mewakili koperasi dalam proses lelang. Proses lelang berjalan lancar di KKPNL pada 2017.
Belakangan, ahli waris Hasan Budiman tidak terima dengan proses lelang itu. Hasan Budiman dilaporkan ke kepolisian dan diadili.
“Membebaskan terdakwa oleh karena itu dari semua dakwaan penuntut umum,” demikian bunyi putusan PN Purwokerto yang diketuai Rudy Ruswoyo dengan anggota Indah Pokta dan Adhitya Ariwirawan.
Atas putusan itu, jaksa mengajukan kasasi dan dikabulkan.
“Kabul penuntut umum. Batal judex facti. Adili sendiri. Terbukti Pasal 372 KUHP. Pidana 2 tahun penjara,” demikian bunyi putusan kasasi yang diketuai Suhadi. Duduk sebagai anggota majelis hakim agung Suharto dan Jupriyadi. Adapun panitera pengganti Setia Sri Mariana. (Red)
